Mungkin Anda pernah mendengar istilah hipnosis yang dilakukan sebagai terapi untuk penyembuhan. Selama ini banyak yang menyangka kalau hipnosis hanya bisa dilakukan oleh para ahli, ternyata hal ini tidak sepenuhnya benar.

Hipnosis bisa dilakukan sendiri, bahkan kita bisa melakukannya kepada bayi sejak dalam masa kandungan. Rabu (25/9) lalu, Paprika Loca bersama Nabila Ghassani CHt, seorang hipnoterapist, mendiskusikan topik ini. Berikut rangkumannya!

SHARING SESSION:

Paprika Living: Sebentar lagi diskusi kita akan dimulai ya….sudah siap menerima materi malam ini? Tema malam ini adalah “Penyembuhan Diri dengan Hipnosis”, dan narasumber kita adalah Mba Nabila.

Malam ini kita mulai sedikit lebih awal ya, karena materinya berupa video. Sudah hadir bersama kita Mba Nabila, halo Mba Nabila…

Nabila: Halo semua.. Selamat malam. Perkenalkan saya Nabila Ghassani. Saat ini berprofesi sebagai hipnoterapis dan juga Human Design Reader & Analyst. Kali ini saya ingin mengenalkan kepada Anda mengenai apa itu pikiran sadar dan bawah sadar, mungkin beberapa dari Anda pernah dengar atau juga mengetahui mengenai hal ini.

Di kesempatan kali ini saya ingin mengajak Anda untuk memahami lebih dalam mengenai cara kerja pikiran sadar dan pikiran bawah sadar Anda. Karena dengan memahami cara kerja pikiran kita, kita bisa menyadari program apa yang terbentuk di dalam diri kita, pola-pola dalam kehidupan kita saat ini yang mungkin menjadi hambatan untuk kita. Berikut materi mengenai penyembuhan diri dengan hipnosis.

Paprika Living: Bagaimana sudah selesai menonton? Kalau bisa aku rangkumkan, nanti Mba Nabila bisa meluruskan ya. Jadi otak kita itu bekerja bisa dalam keadaan sadar dan di bawah sadar. Seiring bertambah dewasa kita lebih mengingat apa yang ingin kita ingat dan itu semua dimasukkan di file “kesadaran” dan hal-hal yang tidak ingin diingat atau tidak bisa diingat ada di alam bawah sadar.

Hipnosis adalah keadaan tidak sadar dan ini sering terjadi seperti contohnya tiba-tiba saja kita sudah sampai di kantor saat mengendarai mobil, atau momen di antara kita mau tidur dan akhirnya tertidur. Self hypnosis bisa menjadi terapi penyembuhan dengan jalan mengatur pernapasan (menarik napas sambil bola mata melihat ke atas kemudian mengeluarkan napas bola mata melihat ke bawah) sembari kita memikirkan dan menanamkan hal-hal positif dalam diri kita. Kira-kira seperti inikah Mba Nabila? Mungkin bisa diluruskan atau ada yang mau ditambahi?

Nabila: Terima kasih sudah merangkumkan. Betul, pikiran kita terdiri dari pikiran sadar dan bawah sadar. Dimana pikiran bawah sadar (PBS) ini sekitar 90-95% yang mengoperasikan diri kita, di dalam PBS ini tersimpan program, kebiasaan dan memori jangka panjang dan juga sistem keyakinan kita.
Jadi jika saat ini ada hal-hal yang ingin kita ubah dalam diri kita, misal kebiasaan ngemil mungkin bisa jadi karena ada program/kebiasaan yang sudah terbentuk di PBS, sehingga agak sulit untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Sedikit meluruskan hipnosis adalah kondisi perpindahan kesadaran dari pikiran sadar ke PBS, yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak beta ke alpha (relax) atau theta (deep relaxation). Sebenarnya kita sangat sadar saat kondisi hipnosis ini terjadi, karena yang bekerja adalah program di dalam PBS, hanya saja pada saat ini terjadi area kritis kita mengendur.
Untuk bisa melakukan self hypnosis, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah merilekskan pikiran dan juga tubuh, caranya bisa dengan yang saya contohkan di video, dengan cara fokus pada nafas, menarik dan menghembuskan nafas dengan dalam dan panjang.
Jika kita sudah berada dalam kondisi rileks inilah area kritis mengendur dan akses menuju PBS menjadi terbuka sehingga kita bisa memasukan sugesti ke dalam PBS. Tips lainnya, bisa juga dengan cara kita membuat rekaman suara dan kita putar ketika kita mau tidur, sehingga sugesti tersebut bisa tertanam di PBS.

Paprika Living:
Mungkin teman-teman ada yang ingin bertanya, dipersilahkan..
Sandi Harahap:  Bagaimana cara mengubah belief system yang sudah bertahun “keliru”, karena adanya suatu diagnosa dokter, seolah penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan atau karena terjadinya kelainan fungsional sehingga gejalanya selalu berulang-ulang. Ini membuat belief system-nya error (seolah ada error DNA). Padahal secara common sense ini bisa diperbaiki.

Nabila: Boleh tahu apa belief system-nya?

Sandi Harahap: Contoh saya didiagnosa Hiatal Hernia dengan beberapa pantangan makanan. Saya lakukan pantangan makanan itu selama beberapa tahun sehingga terjadi ketidakseimbangan mineral dan vitamin yang ada di dalam tubuh.
Ini telah menjadi belief system yang error. Padahal secara klinis hal tersebut tidaklah begitu berat dibandingkan dengan symptom yang saya rasakan. Makanya saya katakan kemungkinan klinis saya telah memengaruhi psikis saya dan mungkin malah telah terjadi error DNA, kira-kira seperti itu. Saya perlu sampaikan Hiatal Hernoa adalah kelainan fungsional di area lambung (esophagus) sehingga sering reflux atau GERD.

Nabila: Untuk hal ini perlu ditelaah lebih dalam apakah sakit yang bapak derita saat ini bersumber dari masalah psikis ataukah dari fisik. Memang penyakit jaman sekarang hampir 90% sumbernya dari masalah psikis yang akhirnya karena mental sudah tidak kuat menahan permasalahannya menjadi timbul penyakit di fisik.

Jika memang akar masalahnya karena psikis maka ada baiknya penanganan yang dilakukan bukan hanya mengatasi symptom fisiknya saja tapi juga dipulihkan psikisnya. Dengan cara digali apa akar masalahnya kemudian dicarikan resolusinya. Agar pemulihan bisa terjadi dengan optimal.
Ishandi Harahap: Masalah psikis ada sedikit, cuma karena symptom yang selalu berulang ulang tentu memengaruhi psikis itu wajar sehingga saya juga bertanya ke dokter (bahwa ada seseorang yang sangat terkenal di Indonesia yang baru saja meninggal, apakah orang sepintar beliau dengan beberapa penyakit kronis yang sudah bertahun-tahun juga memengaruhi psikisnya, jawabannya membuat saya agak terkejut yaitu “Tidak”.
Saya bilang kok bisa dan kenapa? Dijawab karena Common Sense-nya yang begitu tinggi dan tentulah doa (karena kita sebagai manusia yang beragama). Saya mencoba menyimpulkan bahwa Common Sense ini akan bisa mengoreksi belief system yang posisinya ada di PBS (saya lakukan self hypnosis), dengan merekam suara saya dengan memulai dari titik yang paling kecil yaitu perbaikan sel dan berlanjut seperti yang Mbak Nabila sampaikan tadi ke sesuatu yang dapat kita visualisasikan dan it’s work. Cuma memang karena hal ini sudah berlangsung agak lama mungkin saya perlu bantuan profesional guna memonitor dan mengkoreksi sehingga arahnya lebih benar.
Nabila: Betul Pak keterkaitan antara tubuh dan mental memang benar adanya. Jika tubuh kita sakit otomatis mood kita pun akan terganggu, begitupun sebaliknya. Mengapa common sense saja tidak cukup untuk mengubah program?

 

Karena common sense ini berada di level pikiran sadar, sedangkan belief system terletak di PBS, sehingga perubahan perlu dilakukan di PBS.

Self hypnosis bisa sangat membantu untuk perubahan dan perlu dilakukan berulang (repetisi) untuk hasil yang optimal.
Namun jika belief system yang dirasa bapak sekarang cukup mengganggu dan sudah dicoba berbagai cara namun belum juga memberikan perubahan yang optimal, mungkin bapak perlu menemui professional hypnotherapist untuk membantu bapak merekonstruksi belief system yang dirasa sulit untuk diubah tersebut.
Self hypnosis bisa membantu untuk memberikan sugesti positif ke dalam diri. Untuk beberapa masalah yang kompleks sugesti saja tidak cukup. Karena perlu adanya rekonstruksi di PBS.
Kalau boleh saya memberi saran untuk Pak Isandi, malam ini boleh dicoba untuk melakukan self hypnosis, ketika kondisi sudah rileks, bapak bisa berbicara dengan diri bapak, bisa disentuh bagian yang sering terasa sakit, kemudian coba lakukan self talk.
Ajak bagian tubuh bapak tersebut untuk sembuh dan pulih kembali, bekerja kembali dengan normal dan optimal seperti sedia kala. Kemudian visualisasikan diri bapak dengan kondisi sehat dan bugar dengan perut yang nyaman dan munculkan perasaan syukur dan bahagia.
Isandi Harahap: Oke.
Paprika Living: Mba bilang 90-95% yang mengoperasikan kita adalah pikiran bawah sadar, kan di bawah sadar, tapi kok kita bisa ngga sadar melakukan tersebut? Apa karena sudah terprogram jadinya spontan saja, sudah seperti rutinitas? Kenapa penting mengaktifkan pikiran bawah sadar ini Mba?
Nabila:  Betul karena sudah seperti program jadi berjalan otomatis, spontan. Penting untuk menyadari mana program yang tersimpan di PBS yang dirasa menghambat agar kehidupan kita bisa lebih optimal.
Caranya bagaimana untuk mengetahui mana program yang menghambat? Cukup perhatikan kehidupan/diri kita saat ini aman yang sekiranya belum optimal, bisa jadi keinginan kita tidak sejalan dengan program di PBS.
Paprika Living: Kenapa penting mengaktifkan pikiran bawah sadar ini ya Mba?
Nabila:  PBS sudah otomatis aktif, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Di sini maksudnya bukan mengaktifkan PBS, tapi menyadari ada program-program apa yang sudah terbentuk di diri kita.

Jika sekiranya ada program yang belum optimal dan dirasa perlu untuk direkonstruksi, maka dicoba untuk direkonstruksi dengan self hypnosis atau bisa juga dengan hypnotherapy jika programnya dirasa cukup kompleks.

Paprika Living:  Seberapa efektif self hypnosis ini Mba dan apa yang membedakannya dengan sugesti biasa?

Nabila: Kunci dari keberhasilan self hypnosis adalah ketika kita memasukkan sugesti tepat di gelombang otak alpha/theta. Karena jika kita melakukan hypnosis tapi kondisi diri kita sedang aktif berpikir/tegang dan tidak rileks informasi tidak bisa masuk ke PBS karena area kritis masih aktif.
Selain itu self hypnosis bisa berhasil jika dilakukan dengan pengulangan/repetisi. Jika masalah dirasa cukup kompleks dan berat seperti trauma, luka batin, fobia, cara lain yang bisa dilakukan dengan hypnotherapy. Karena hypnotherapy penanganannya langsung di level PBS, menggali akar masalah dan rekonstruksi belief system sehingga bisa menghasilkan perubahan yang optimal.
Paprika Living: Btw, problem apa saja yang bisa disembuhkan dengan hipnosis dan tidak bisa disembuhkan oleh hipnosis? Kalau kanker bisakah?

Nabila: Hypnosis bersifat komplementer, bisa membantu untuk penyembuhan. Untuk kanker, perlu dilakukan analisa mendalam terlebih dahulu, karena jika masalah psikis sudah termanifes menjadi penyakit ini berarti ada masalah mendalam dan menahun sehingga perlu dilakukan penanganan yang lebih dalam lagi.

Putri: Self hypnosis ini bisa dilakukan sejak usia berapa ya Mba? Saya pernah mencoba memasukkan sugesti ke kedua anak saya di usia 4 dan 8 tahun saat mereka akan tidur/di saat sudah terlelap. Apakah hal ini juga termasuk dalam metode tersebut? Tapi hanya bertahan dua minggu jadi belum terlihat hasilnya. Saya berharap mereka makan lebih cepat dan fokus.
Nabila: Self hypnosis bisa dilakukan bahkan ketika bayi sedang dalam kandungan. Hingga sekitar umur 7 tahunan gelombang otak yang aktif pada anak adalah alpha dan betha sehingga PBS sangat aktif menyerap informasi. Di saat inilah sangat tepat sekali untuk memberikan sugesti positif/program kepada anak.
Sugesti yang diberikan harus dengan kalimant positif, contohnya: “Nanti kalau makan yang cepat ya Nak, yang fokus.” Jangan menggunakan kata negatif/kata jangan/tidak, karena PBS tidak mengenal kata tidak/jangan. Contohnya nanti makannya jangan lama ya nak. Yang diserap oleh PBS adalah kalimat “makannya lama ya nak”
Putri: Lalu sejak usia berapa si anak bisa diajak untuk melakukan self hypnosis untuk dirinya sendiri? Atau perlu nggak hal ini diajarkan ke anak-anak?
Nabila: Sejak dini lebih baik, apalagi jika dibuat menjadi kebiasaan agar terbawa hingga dewasa. Contohnya ajarkan anak sebelum tidur untuk berbicara dengan dirinya, memeluk diri kemudian ucapkan terima kasih kepada tubuh karena sudah sehat dan membantu untuk aktivitas kemudian katakan kepada tubuh agar sehat selalu kuat dan bersukur, atau bisa ditambahkan sugesti/kalimat positif lainnya.
Paprika Living: Teman-teman masih punya pertanyaankah? Jika tidak biar diskusi malam ini kita tutup. Mungkin Mba Nabila bisa menyampaikan closing ke kita Mba?
Nabila: Monggo untuk dicoba self hypnosis-nya, bisa dimulai dengan malam ini kita berbicara dengan diri kita, peluk diri kita sampaikan terima kasih atas kesediaannya tubuh ini selama ini menopang kita dan membantu kita untuk beraktivitas setiap hari, sampaikan juga maaf karena mungkin kita selama ini lupa untuk menjaga kesehatan dan terakhir sampaikan sayang yang sangat tulus untuk diri kita.
Dengan melakukan ini diharapkan selanjutnya kita bisa lebih terhubung dengan diri kita dan juga tubuh lebih sehat dan kualitas hidup menjadi lebih baik
Artikel ini adalah rangkuman percakapan dalam diskusi Telegram antara Nabila Ghassani dan anggota Komunitas Paprika Loca! Diskusi seputar isu kesehatan dan lingkungan diadakan tiap Rabu malam Pk.20.00 – 21.00. Jika Anda ingn bergabung, Anda klik link berikut ini : https://t.me/joinchat/HMrZHUmYHcsZB7PNiibZ4A