Kalau kamu mengikuti isu lingkungan, terutama sampah, kamu pasti  sudah pernah dengar kalau fashion adalah salah satu industri penyumbang sampah terbesar. Meningkatnya industri fast fashion makin meningkatkan tingkat konsumerisme yang semakin memperparah keadaan ini. 

Fast fashion menawarkan item mode yang trendi, berganti dengan cepat untuk mengakomodir (atau justru menyebabkan?) selera pasar yang cepat bosan dan selalu ingin yang baru. Gairah untuk selalu mengikuti tren yang cepat berubah ini juga dimungkinkan oleh industri fast fashion yang mampu membuat harga barang terjangkau. Di baliknya, ada harga yang harus dibayar. Barang biasanya cepat rusak dan karena tren cepat berganti, tak lama baju yang sudah dibeli akan menjadi “basi”.

Namun dengan logika konsumen yang tidak berpikir panjang, kondisi ini tidak masalah karena kembali lagi, toh harganya murah, jadi tidak sayang kalau hanya beberapa kali pakai saja barang itu harus dibuang. Tidak terpikirkan kalau dengan demikian makin cepatlah sampah fashion bertambah, boro-boro memikirkan bagaimana mengelola sampah yang kian cepat menumpuk itu atau dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.

Makin banyak produksi, berarti makin banyak pula potensi sampah. Sampah tekstil yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah perlu waktu yang lama untuk terurai, dan dalam prosesnya, limbah ini melepaskan gas metan, kimia berbahaya, pewarna, dan mungkin juga mikroplastik (dari bahan pakaian yang mengandung plastik seperti polyester dan nilon), ke dalam tanah dan air.

Menurut The Sustainable Fashion Forum, pada 2030 konsumsi pakaian dunia diperkirakan akan meningkat hingga 63 persen, dari 62 juta menjadi 102 juta ton. Perilaku konsumtif generasi milenial dikatakan bisa jadi salah satu penggeraknya karena generasi inilah yang paling sering membeli pakaian baru dibandingkan Gen Z dan X. 

Fakta lain soal sampah fashion yang bisa kamu baca di artikel 10 Fakta Fashion Yang (Semoga) Bisa Menahan Keinginan Belanja Impulsif Kamu

Kemana Buang Sampah Fashion?

Nah Kalau kamu punya pakaian yang tak terpakai lagi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan selain langsung mengirimnya ke Tempat Pembuangan Sampah.

Kami menemukan 5 organisasi yang bisa mengolah sampah kamu jadi benda berguna! 

  1. Eco Touch

Sering bingung kalau punya baju yang sudah tak terpakai tapi rasanya tak layak untuk diberikan sebagai donasi? Ini solusi buat kamu!

Eco Touch menerima sumbangan baju tak masalah jika kondisinya bolong, robek, rusak, atau luntur karena mereka akan mengolahnya menjadi insulation felt, yaitu materi bangunan yang berfungsi untuk meredam panas dan suara yang bisa digunakan untuk studio musik, klinik, kamar tidur, dan sebagainya.

Kalau kamu ingin melihat proses pengolahannya, kamu bisa lihat videonya Sampah Pakaian Ternyata Bisa Dibuat Jadi Peredam Suara oleh Ecotouch.

Kamu juga bisa menyumbangkan baju-baju yang masih layak tapi, sekali lagi, rasanya tidak cocok didonasikan atau diberikan ke orang lain seperti misalnya baju seragam sekolah atau dinas yang sudah tidak terpakai lagi.

Kalau sudah dikumpulkan, kamu bisa mengirimkan donasi baju ke:

Ecotouch

Jl. Arjuna Utara No.14D RT.1 RW.1

Tanjung Duren Selatan Grogol Petamburan

Jakarta Barat 11470 – 0878 8271 0777

2. T.W.F.T

T.W.F.T adalah singkatan dari Turn Waste Into Fine Taste. Mereka adalah sustainable fashion brand yang mengolah sampah pakaian menjadi produk baru seperti jaket dan kemeja yang unik dan punya style sendiri. 

TWFT menerima pakaian dari individu dan usaha-usaha kecil yang memiliki deadstock yang akan menjadi sampah. Bentuknya bisa donasi, dijual atau profit sharing.

Intip kreasi hasil upcycle TWFT bisa kamu lihat di IGnya ya!  

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Turn Waste into Fine Taste (@t.w.f.t)

3. Pendekar Baju

Seperti sistem bank sampah, Pendekar Baju menerima sampah khusus pakaian yang tidak terpakai dan memberikan insentif kepada penyetornya. Limbah pakaian yang diterima akan diseleksi dan diolah secara kreatif oleh para penggiat upcycle seperti revup.id menjadi apron, tas, organizer, totebag, sarung bantal.

Kalau kamu mau tahu lebih lanjut, coba cek IG Pendekar Baju.  

4. Pable Indonesia

Pable memiliki teknologi yang dapat mengolah limbah tekstil menjadi benang atau kain tekstil baru. Hasilnya adalah kain olahan yang unik dan tentunya memiliki karakter tersendiri yang tidak ada duanya. 

Seperti konsepnya yaitu Made to be made again, pable mengolah lembaran kain dari limbah ini menjadi berbagai produk berguna dan menarik seperti pouch, keset, serbet, sandal, keranjang, hingga karpet. 

Kepoin IG nya di sini ya!

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Pable Indonesia (@pable.id)

5. Upcycle.indonesia

Upcycle Indonesia adalah sebuah lembaga non-profit yang menerima pakaian bekas tapi yang layak pakai, ya!

Hasil sumbangan yang diterima akan disalurkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan yang tinggal di daerah-daerah terpencil di Indonesia seperti Kanarakan, Kalimantan dan Sitinjak, Sumatera Utara.

Tidak hanya baju, kamu juga bisa mendonasikan barang lain seperti selimut, tas, sepatu. Tapi ingat, semua barang-barang tersebut harus dalam kondisi yang masih layak untuk dipakai lagi. 

Upcycle Indonesia

Jl. Perkantoran Aries Niaga blok A 1 NO 3 M N, Meruya Utara, Kembangan Jakarta Barat 

Contact Person: 0877-7221-3245 (Medi) / 0818-0721-7591 (Memed) 

BACA JUGA: 7 Film Dokumenter Fast Fashion yang Wajib Ditonton