World Water Day

Hari Air Sedunia atau World Water Day diperingati setiap tahunnya pada 22 Maret. Tahun ini kampanye global Hari Air telah dimulai oleh PBB, Januari lalu di Jenewa dengan tema “Be The Change”.

Pesan dari tema ini mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi krisis air dan sanitasi global yang dihadapi dunia. Kita bisa menjadi perubahan yang kita harapkan dengan melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam hal penggunaan, konsumsi dan mengelola air.

Menurut data dari PBB, 1.4 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya, dan 74 juta orang terancam hidupnya karena penyakit yang disebabkan oleh air, sanitasi, dan higinitas yang buruk.

Di dunia, satu dari empat orang atau 2 milyar orang, masih kekurangan air layak minum. Hampir setengah dari semua air limbah yang keluar dari rumah tangga – dari toilet, bak cuci, selokan, dan selokan – mengalir kembali ke alam beserta kandungan berbahaya di dalamnya.

Burung Hummingbird, Si Agen Perubahan

Pada materi kampanye World Water Day UN tahun ini, kita melihat seekor burung dengan tetesan air. Burung tersebut adalah burung hummingbird atau dalam Bahasa Indonesia disebut burung Kolibri. Kolibri merupakan spesies burung terkecil di dunia. Panjang tubuhnya sekitar 5 cm, dan berat rata-rata hanya 3 gram.

Kenapa burung mungil ini dijadikan ikon dalam kampanye ini punya cerita yang menarik. Kisah ini diambil dari sebuah cerita rakyat Quechua di Peru yang juga pernah diceritakan oleh Wangari Maathai, pendiri Green Belt Movement dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian.

Begini ceritanya.

Alkisah, di sebuah hutan besar dan subur terjadi kebakaran hebat. Semua hewan melarikan diri dari hutan dan tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat api melalap habis rumah mereka.

Lalu mereka melihat seekor burung Kolibri kecil terbang ke sungai, mengambil setetes air dengan mulutnya, terbang kembali ke hutan dan menjatuhkan air itu ke dalam api. Setelah itu burung kolibri kembali lagi ke sungai, mengambil setetes lagi, terbang kembali ke hutan dan menjatuhkan air dan seterusnya.

Semua hewan lain kebingungan melihatnya dan bertanya, “Burung Kolibri, apa yang kamu lakukan? Kamu sangat kecil dan tidak penting. Apa yang kau lakukan tidak akan membawa pengaruh apapun.”

Lalu Burung kolibri menjawab, “Aku mungkin kecil dan tidak penting tapi aku melakukan yang terbaik yang aku bisa. Aku selalu bisa melakukan yang terbaik yang aku bisa.”

Jadilah Perubahan Yang Kamu Harapkan

Kisah burung Kolibri mungil yang bertekad kuat inilah yang diharapkan bisa menjadi inspirasi yang menggerakkan kita semua dalam melihat permasalahan dunia.

Sebenarnya tidak hanya masalah air, kalau kita melihat Sustainable Development Goals (SDGs) secara luas, kita juga melihat berbagai masalah yang dihadapi dunia. Semua permasalahan itu tampak sangat rumit dan rasanya tidak mungkin kita bisa menyelesaikan semuanya.

Terkadang tampak sulit bagi kita untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan semua masalah ini, dan kalaupun kita melakukan sesuatu, mungkin saja kita merasa kalau apa pun yang kita lakukan sebagai individu tidak akan berpengaruh pada gambaran yang lebih besar.

Kisah burung Kolibri menggambarkan hal ini, bahwa semua perubahan dan transformasi pasti dimulai dari individu yang mengambil tanggung jawab. Semua dimulai dari orang-orang yang berani kelihatan “konyol” atau tak berguna seperti si kolibri yang mondar-mandir membawa tetesan-tetesan air untuk menjinakkan kobaran api.

Jika semua orang yang melakukan yang terbaik yang mereka bisa, dengan cara terbaik yang mereka bisa tidak peduli seberapa kecil atau tidak penting, tindakan kolektif pasti akan menampakkan hasilnya.

Yuk, kita jadi perubahan yang kita harapkan!

BACA JUGA: Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Apa Bedanya?