Apa sulitnya sih bernapas, toh semua orang bisa melakukannya!

Bisa jadi Anda berkomentar demikian, karena selama ini kita anggap bernapas hanya sekadar menarik napas dari hidung dan mengeluarkannya dari hidung juga. Melalui diskusi WhatsApp Group Paprika Loca, Guru Yoga Kundalini, Julia Bhakti Prem Zuhardiman menyampaikan bahwa sebenarnya bernapas tidak sesederhana itu.

Para yogi mempercayai bahwa panjang pendeknya umur ditentukan oleh napas, semakin dalam Anda bernapas, semakin lama Anda hidup. Pranayama adalah suatu metode mengatur napas yang melibatkan berbagai teknik bernafas yang akan memberikan hasil yang berbeda.

Kata pranayama berasal dari bahasa sanskerta; prana yang berarti hidup (napas) dan ayama yang berarti mengatur sehingga pranayama artinya mengatur napas. Dengan pranayama, kita mengatur napas sehingga dapat mempengaruhi aliran energi yang ada pada tubuh dan pikiran kita.

Bila dilakukan dengan benar, teknis bernapas yang baik bisa meningkatkan kualitas hidup. “Ketika kita bernapas dengan benar, maka otak kita akan dibanjiri dengan oksigen sehingga membuat kita bisa berpikir lebih jernih dan mengambil keputusan lebih baik,” jelas Julia.

Julia Bhakti Prem
Julia Bhakti Prem Zuhardiman (Dok.Pribadi)

BACA JUGA: Hidup Seimbang: Pelajaran Dari Seorang Penyintas Autoimun

Bernapas dengan benar dapat dilakukan dengan cara duduk bersandar di tembok dengan tulang punggung rata, kedua bokong rata seimbang. Lalu tarik napas dari hidung, rasakan udara memenuhi tubuh mulai dari dada atas, dada bawah, kemudian perut, semuanya harus mengembang. Keluarkan perlahan dan rasakan pergerakan dada, tulang rusuk, dan perut mulai mengendur perlahan.

“Bila dilakukan beberapa kali, beberapa menit setelahnya badan akan terasa lebih rileks,” tambah Julia lagi. Ternyata mengontrol pernapasan juga akan membuat kita secara tidak langsung dapat mengontrol sistem saraf otonom.

Mengurangi Stres

Berbagai pertanyaan dari teman-teman Paprika Loca muncul dan menanyakan, apakah pernapasan yang benar juga bisa mengurangi stres? Jawabannya bisa banget! Ketika stres, jantung berdetak lebih cepat dan ritme ini bisa diturunkan melalui pernapasan.

BACA JUGA: Saraf Tegang? Lakukan 8 Kegiatan Menyenangkan Ini

Stres juga berkaitan dengan symphathetic nervous system yang bekerja otomatis tanpa kita sadari. Ini seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan dan gerakan napas yang otomatis akan meningkat bila dipicu oleh hal-hal yang menegangkan, salah satunya adalah stres.

Ketika kita mengontrol nafas kita dapat mengontrol pikiran. “Saat kita cemas biasanya kita cenderung bernapas lebih cepat dan lebih pendek dan mengirimkan sinyal pada sistem syaraf mengisyaratkan telah terjadi sesuatu yang tidak beres. Dengan memusatkan perhatian pada nafas dan mengatur nafas kita dapat mengirimkan isyarat pada sistem syaraf bahwa semuanya aman dan pikiran menjadi tenang dan tubuh kembali menjadi relaks,”ungkap Juia.

Menekan Pikiran Negatif

Memaksimalkan pernapasan juga bisa menekan pikiran negatif. Ketika kita mulai fokus dengan napas dan mengontrol pikiran, maka secara tidak langsung kita bisa lebih sadar dengan apa yang terjadi pada tubuh. Apa yang memicu kita merasakan sesuatu, apakah itu baik atau tidak, kesadaran inilah yang membuat kita lebih gampang untuk menangani pikiran negatif dan kegelisahan.

“Sebenarnya tidak selamanya pikiran negatif itu buruk,” tambah Julia. Sejatinya kita punya tiga functional mind yaitu positive mind, negative mind, dan neutral mind. Menerapkan ketiga hal ini dibutuhkan supaya dapat melihat segala sesuatunya menjadi lebih berimbang.

Grounding

Terkadang kecamuk pikiran membuat kita tidak bisa berpikir jernih, selain melalui pernapasan, Julia menyarankan untuk melakukan grounding. Seperti apa? Bisa dengan loncat-loncat, lari-lari, untuk melepaskan kelebihan energi negatif dan menjernihkan pikiran. Patut dicoba nih!

Diskusi seputar isu kesehatan diadakan tiap Rabu malam Pk.20.00 – 21.00. Jika Anda ingin bergabung, Anda bisa kirim pesan via Whatsapp ke +62 813-1515-9860 atau klik link berikut ini: http://bit.ly/PaprikaLoca_WAG

BACA JUGA: Sehat Emosi dengan Bach Flower Remedies (Percakapan Komunitas Paprika Living & Ayu Sadewo)