Hayoo sudah berapa gelas boba yang Anda konsumsi hari ini? Tahukah Anda kalau kandungan segelas boba bisa melebihi kebutuhan gula per hari kita? Terlalu sering mengonsumsi boba bisa meningkatkan risiko diabetes dan problem kesehatan lainnya.

Pembicaraan mengenai “Bahaya di Balik Enaknya Minuman Boba” menjadi topik diskusi Rabu Komunitas Paprika Loca dan ahli gizi Aviani Harfika. Eits, tapi jangan langsung kecewa dulu, minum boba boleh saja kok asal tahu aturannya. Selengkapnya mengenai diskusi ini bisa Anda baca di sini!

SHARING SESSION

Paprika Living: Malam ini kita akan membahas mengenai minum kekinian boba ya Mba Aviani boleh langsung ke pemaparan materinya? Kami akan menyimak!

Aviani Harfika: Baik kali ini kita akan diskusi minuman yang lagi viral nih minuman boba,
minuman yang digemari dari anak anak sampai dewasa. Minuman boba sendiri seperti kita ketahui bahan utamanya antara lain susu, gula, dan boba/tapioka.

BACA JUGA: Kenali Diri, Ambil Kendali Hidupmu!

Jika ditotalkan dalam satu porsi minuman boba sekitar 300-400 kalori dan bervariasi tergantung ukurannya dan jenisnya. Yang menjadi masalah adalah kandungan gulanya, sekitar 40-50 gram per porsi.

Sedangkan anjuran Kemenkes untuk konsumsi gula harian maksimum 50 gram
Jadi satu porsi boba saja sudah hampir melewati batas konsumsi gula per hari. Untuk ukuran yang paling besar kandungan gulanya setara dengan 7 sendok makan gula pasir,
Sedangkan ukuran yang standar setara dengan 4 sendok gula makan. Kenapa gula menjadi perhatian? Konsumsi gula yang berlebih, terutama dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan beberapa hal yaitu:

– Jangka pendek/menengah, konsumsi gula dapat menyebabkan ketergantungan, sehingga respons otak kita akan memberi sinyal untuk konsumsi gula terus menerus pada akhirnya menyebabkan kebiasaan makan seperti binge eating, craving dll.

– Sedangkan jangka panjang, efek berlebihan bisa menyebabkan obesitas dan terkait penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi, jantung, stroke dll

Di Indonesia sendiri pembatasan gula, garam, lemak sudah mulai diatur regulasinya oleh pemerintah terkait dengan risiko tersebut. Mungkin kita juga sering menemui banyak produk makanan/minuman yang mencantumkan label low sugar, less sugar.

Bagaimana kita tahu kalau kita ketergantungan dengan gula? Bisa dengan mengingat makanan yg kita makan, apakah lebih sering punya keinginan ngemil lebih, minum minuman sejenis boba hampir setiap hari, atau jenis makanan manis lainnya

Sebetulnya kelebihan gula bisa saja dari jenis makanan lain juga.
Hanya saja yang perlu disadari karena minuman boba, dianggap sebagai snack/minuman tentunya bukan dianggap sebagai makanan yang mengenyangkan padahal kalori dan gulanya sama seperti makan siang/malam.

Ini menyebabkan asupan kalori perharinya berlebih yang jika terus menerus bisa menyebabkan risiko obesitas dan penyakit lainnya. Tipsnya:

  1. Sebaiknya tidak mengonsumsi minuman boba/minuman manis sejenis yang gulanya tinggi setiap hari.
  2. Mengontrol jenis makanan yang kita makan sehari, contohnya jika sudah minum boba di siang hari hindari makanan manis sejenis dan kalori tinggi di sore/malam harinya.
  3. Balance, eat real food, perbanyak konsumsi air putih, buah dan sayur
  4. Perbanyak aktivitas fisik dibanding mager supaya kalori yang berlebih bisa terbakar

Sekian materinya.

Paprika Living: Terimakasih Mba…sangat informatif sekali nih. Nah kita buka sesi pertanyaan ya. Sudah ada yang mau bertanya dari teman-teman?

Bunga Sirait: Aku rasa orang-orang pasti sadar deh gulanya gila-gilaan.. Tapi kenapa sampe selalu ngantri gitu ya? Hehe.. Gulanya itu gula apa ya Mbak aviani, high fructose corn syrup?

Paprika Living:  Mungkin efek gula bisa bikin ketagihan ya Mba Aviani? Jadi pengin terus?

Aviani Harfika: Iyaa Mba sebagian besar jenis gula tambahannya seperti itu, ditambah ada beberapa yang memakai jenis brown sugar,  dan susunya sendiri juga sudah mengandung gula. Biasanya orang-orang niat awalnya sekadar coba, apalagi sekarang lagi booming,
secara market orang lebih tertarik dibanding keinget gulanya.

Dan perlu digarisbawahi ketagihannya mungkin nggak hanya ke jenis minuman boba saja tapi bisa ke jenis minuman manis lainnya.

Paprika Living: Kalau minuman boba ini sendiri sebenarnya yang paling berbahaya itu bobanya atau gulanya ya Mba?

Aviani Harfika: Gulanya mba, untuk boba secara umum dibuat dari tepung tapioka dan tidak sebesar gulanya.

Paprika Living: Oh begitu…sekarang ada juga pizza boba ya Mba kalau nggak salah

Aviani Harfika: Iyaa karena lagi hits jadi boba ada dimana mana.
Kalau ditambah boba otomatis akan bertambah kalorinya dibanding pizza biasa.

Bunga Sirait: Tepung tapioka itu gluten ya?

Aviani Harfika: Tepung tapioka dari singkong bebas gluten,
hanya bervariasi antar jenis brand bahannya.  Ada yang campuran juga dengan gandum yang ada glutennya. Jadi belum tentu semua tepung tapioka benar benar bebas gluten.

Bunga Sirait: Lalu baiknya gimana Mba kalau memang ada yang pengin banget boba. Membantu nggak kalau minta gulanya less?

Aviani Harfika: Iya sangat membantu Mba, beberapa ada yang bisa pilih less sugar.

Shafira Chairunnisa: Terimakasih materinya Mba.. memang yang paling ngaruh itu gulanya ya. Kalau bobanya sendiri bagaimana Mba di pencernaan?

Aviani Harfika: Boba sendiri karena bahannya tepung tapioka akan diproses dipencernaan selama bahannya aman. Namun beberapa kasus pada anak ditemukan masalah pencernaan karena langsung menelan boba tanpa dikunyah. Ini menyebabkan pencernaan lebih lambat, ditambah kurang serat efeknya bisa sembelit

Paprika Living: Bisa dibilang nggak sih Mba, boba ini lebih rentan dikonsumsi anak-anak ketimbang orang dewasa?

Aviani Harfika: Yup! Benar sekali Mba, anak-anak lebih rentan. Selain masalah pencernaan tadi, konsumsi gulanya sangat tinggi karena anak anak maksimal konsumsinya 20 gram sedangkan boba 40-50 gram. Belum ditambah dengan makanan lainnya.

Paprika Living: Iya ya, ada batasan nggak Mba?

Aviani Harfika: Batasan gula anak anak maksimal 20 gram

Paprika Living: Maksudnya batasan usia anak untuk konsumsi boba Mba?

Aviani Harfika: Untuk yang sangat tidak boleh 2 tahun ke bawah Mba,
sedang untuk 2-5 tahun dibatasi.

Lanniari Karima Ananta: Mungkin selain less sugar, paling minta bobanya dikurangi kali ya….karena suka liat kasihnya suka berlebihan.

Aviani Harfika: Iyaa betul Mba, beberapa jenis bobanya juga sudah diberi tambahan gula juga.

Paprika Living: Terkadang kekinian ini nggak bagus untuk diikuti ya Mba. Teman-teman mungkin ada yang ingin ditanyakan lagi? Kalau tidak ada pertanyaan lain, diskusi ini kita sudahi ya teman-teman. Mba Aviani bisa menyampaikan closing dan pesan sehat Mba?

Aviani Harfika: Jangan lupa untuk mengontrol makanan kita, eat balance dan imbangi juga dengan gaya hidup sehat. Terima kasih mohon maaf kalo ada kekurangan.

Artikel ini adalah rangkuman percakapan dalam diskusi Telegram antara  Aviani HarfikaSGZ dan anggota Komunitas Paprika Loca! Diskusi seputar isu kesehatan dan lingkungan diadakan tiap Rabu malam Pk.20.00 – 21.00. Jika Anda ingn bergabung, Anda klik link berikut ini : https://t.me/joinchat/HMrZHUmYHcsZB7PNiibZ4A

BACA JUGA: Naturopati untuk Mencapai Kesehatan Optimal