Negara Pengguna Minyak Goreng Terbanyak 

Rasanya hampir di semua dapur pasti ada minyak goreng, ya. Dalam publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019 diketahui bahwa konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia mencapai 13 juta liter! Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling banyak mengonsumsi minyak goreng, diikuti India, China, dan Malaysia (data United States Department of Agriculture atau USDA pada 2019).

Minyak jelantah merupakan sebutan dari minyak goreng yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali penggorengan. Apapun jenis minyaknya, apakah itu minyak jagung, minyak sawit, atau minyak sayur, jika sudah dipakai berkali-kali, ia termasuk dalam kategori “limbah” karena dapat merusak lingkungan dan kesehatan.

Berdasarkan kajian TNP2K dan Traction Energi Asia, minyak jelantah yang dapat dikumpulkan di Indonesia baru mencapai 3 juta KL atau hanya 18,5% dari total konsumsi minyak goreng sawit nasional.

Karena tidak tahu harus dibuang kemana, berdasarkan hasil riset Kata Data diketahui, umumnya masyarakat Indonesia membuangnya minyak jelantah ke saluran air (38%), tempat sampah (41%) , saluran cuci piring (16%), lainnya (5%) yang akhirnya mengakibatkan penyumbatan dan secara umum merusak lingkungan. Sebuah riset menunjukkan setiap 1 liter minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan mengkontaminasi 1000 liter perairan di lingkungan.

Kenapa Tidak Boleh Buang Minyak Jelantah Sembarangan?

Jika dibuang ke selokan, dalam saluran pembuangan, limbah jelantah akan mengikat partikel-partikel padat hingga membentuk sendimen yang jika terus menerus menumpuk akan membeku sehingga menghalangi laju air dan bisa memicu banjir,  belum lagi bagian-bagian kecil makanan yang terbawa minyak bisa menimbulkan masalah. Jamur dan bakteri bisa bersarang di permukaan dan menjadikannya bahan beracun.

Sesaimpainya di perairan, limbah jelantah akan meningkatkan kadar Chemical Oxygen Demind (COD) serta Biological Oxygen Demind (BOD) karena kandungan bahan organik yang tinggi pada minyak jelantah. Hal ini dapat meyebabkan tertutupnya permukaan air oleh lapisan minyak yang bisa mengakibatkan matinya biota perairan dan akhirnya rusaknya ekosistem perairan tersebut.

Jelantah yang dibuang ke tanah juga merusak. Kontaminasi minyak pada tanah juga bisa mengganggu fungsi organisme di dalam tanah yang menurunkan tingkat kesuburan.

Produk Dari Minyak jelantah 

Minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa merusak lingkungan. Tapi dengan pengolahan tertentu, minyak jelantah bisa dimanfaatkan antara lain menjadi bahan bakar biodiesel, minyak, sabun cair, pupuk penyubur tanaman, hingga cairan pembersih lantai.

Biodiesel merupakan bahan bakar setara solar yang bersifat terbarukan. Minyak jelantah dijadikan bahan baku biodiesel karena pengurangan emisi CO2 biodiesel berbasis jelantah sangat signifikan, lebih dari 83% dibandingkan bahan bakar diesel biasa. Pengurangan emisi ini bahkan hampir menyamai penggunaan mobil listrik. Selain itu, minyak sawit lebih baik digunakan dulu daripada langsung diolah jadi Biodiesel.

grafik perkembangan bio diesel indonesia
Foto:Belijelantah

Jadi penggunaan biodiesel berbasis jelantah bisa menjadi solusi untuk periode transisi proses pengurangan emisi karbon di sektor transportasi. Biodiesel ini digunakan untuk mesin-mesin diesel seperti mobil, alat berat, genset, mesin pabrik. Banyak negara yang sudah menggunakan biodiesel, contohnya Inggris yang 74% biodieselnya dihasilkan berasal dari minyak jelantah.

Pemanfaatan lain yang sekarang sedang dikembangkan dari minyak jelantah adalah specialty chemical seperti plastisizer, surfaktan, sabun, lubricant, dan polimer.

Minyak Jelantah: Dibuang Bahaya, Disetor Bisa Jadi Uang 

Pengiriman jelantah hasil pengumpulan J4C dari Kaltim tahun 2017. Jelantah dikirim ke CV. Artha Metro Oil di Surabaya.

Karena ada nilai ekonominya, banyak yang menjadikan minyak jelantah sebagai lahan bisnis. Mereka akan membeli minyak jelantah dari skala rumah tangga ataupun bisnis seperti hotel dan restoran untuk dijadikan produk atau dijual ke pengolahnya. Harganya bervariasi dari 9,000 hingga 20.000 per liter. Beli Jelantah misalnya, memberi imbalan sebesar 14.000 per liter.

Ada juga yang menerima minyak jelantah yang sifatnya donasi. Salah satu organisasi yang memulai pengumpulan limbah minyak rumah tangga adalah Jelantah4Change.  Gerakan ini dimulai di Kota Balikpapan pada  2016, digerakkan oleh para relawan yang disebut Jelantah Heroes.

Di Jelantah4Change, minyak bekas diolah menjadi biodiesel, lilin, hingga sabun. Misi utama gerakan dari Jelantah4Change adalah edukasi. Dana yang terkumpul dari penjualan minyak dipakai untuk kegiatan sosial seperti beasiswa pendidikan.

Di tahun 2018  pengumpulan minyak jelantah sudah dimulai di beberapa kota besar, yang sebelumnya hanya di Kalimantan Timur. Tahun 2018, minyak jelantah yang sudah terkumpul di J4C mencapai 2,275 liter.

“Jelantah4change ada di beberapa kota ataupun di luar Jakarta walaupun masih terbatas. Kami mengapresiasi semua pihak yang punya kepedulian sama dengan misi gerakan kami, namun karena ini adalah gerakan sosial yang berbasis relawan maka aktivitas menyesuaikan waktu masing-masing relawan. Kami juga siap menerima jelantah yang dikirim ke kami,” jelas  relawan Jelantah4Change, Johanes Anton Witono.

Kalau kamu mau menjadikan jelantah kamu jadi uang, ada beberapa syarat umum yang menjadi kriteria minyak jelantah yang diterima oleh penampung atau pengepul, yaitu:

  • Disimpan di wadah tertutup
  • Disaring/tidak tercampur padatan
  • Tidak tercampur air
  • Tidak terkena matahari
minyak jelantah
Sebagian hasil minyak jelantah yang dikumpulkan Tim Paprika
jerigen jelantah
Tim Paprika mencoba layanan Beli Jelantah setelah mengumpulkan 10 liter.
jual jelantah
Hasil penjualan minyak jelantah yang kami terima 40.500 rupiah. Lumayan!

Kami sempat mencoba menjual minyak Jelantah menggunakan layanan Beli Jelantah. Lihat videonya di sini. 

Kualitas minyak jelantah sendiri kualitasnya macam-macam, salah satu cara sederhana untuk mengetahuinya adalah melihat warnanya. Semakin gelap dan pekat warnanya, maka kualitas minyak sudah semakin buruk dan terdegradasi.

Jadi kalau kamu sedang jajan gorengan, sebaiknya cermati warna minyak goreng yang dipakai oleh penjual. Jika warnanya coklat gelap hingga hitam, lebih baik dihindari daripada kamu harus menanggung risiko kesehatan.

Minyak yang dipakai berulang-ulang mengandung lemak trans yang terserap dalam makanan akan menyebabkan kandungan kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah meningkat. Hal ini dapat menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi terhambat. Selain itu minyak jelantah juga mengandung banyak bakteri salah satunya Clostridium Botulinium yang menyebabkan penyakit botulisme.

Cara lain untuk mengetahui kualitas minyak jelantah adalah melalui kandungan asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). FFA menggambarkan banyaknya kandungan asam lemak bebas dalam minyak jelantah. Semakin rendah nilai FFA, maka semakin tinggi kualitas minyak jelantah. Batas maksimum minyak jelantah baik adalah sekitar 2%.

Kemana Jual Minyak Jelantah

Beberapa bank sampah menerika minyak jelantah. Kalau rumah kamu jauh dari bank sampah, kamu bisa menggunakan berbagai layanan yang menerima pengiriman atau penjemputan minyak jelantah.

Beli Jelantah misalnya akan menjemput minyak jelantah ke rumah kamu dengan syarat minimum 10 liter. Jadi yang perlu kamu lakukan hanya duduk manis, mengumpulkannya dengan baik hingga mencapai 10 liter. Dengan cara super mudah, kamu bisa menjaga lingkungan dan “menyulap” limbah jadi uang!

Beberapa tempat lain yang menerima minyak jelantah, bisa kamu baca di sini 

BACA JUGA: Ubah Limbah Jadi Cuan! Ini 5 Tempat Yang Mau Beli Minyak Jelantah Kamu

BACA JUGA: Cara Membuat Sabun dari Minyak Jelantah