Manisnya gula kita semua tahu, namun yang belum banyak diketahui (atau disadari) adalah bahaya di baliknya.

Bukan berarti pemanis lantas berbahaya. Jika kita mengerti cara kerja gula dalam tubuh, dan tahu mana yang baik untuk tubuh, pemanis tidak harus dijadikan musuh.

Topik inilah yang dibahas dalam seminar “Let’s Learn About Sweeteners: The Good and The Bad” yang digelar oleh Sekar Utami di resto Raja Ketjil, Lotte Mart Bintaro, 25 Februari silam.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah Susan Hartono, Holistic Nutrition Coach dan Ahmad Fauzy, seorang peracik Jamu. Dokter Prapti Utami, Msi, yang juga dikenal sebagai dokter herbal, hadir sebagai moderator.

Susan Hartono mengupas tentang pemanis yang beredar di pasaran, termasuk pemanis yang terdengar sehat padahal sebenarnya merugikan tubuh.

“Kita sering mendengar pemanis sugar-free.

Apa artinya?

Kalorinya nol, artinya nutrisinya nol. Lalu bentuknya serbuk, bukan gula pasir. Artinya isinya bahan-bahan kimia, seperti aspartame, saccharin, dan semacamnya.

Bahan kimiawi ini tentu akan dicerna secara berbeda oleh tubuh kita dan menimbulkan akibat yang berbeda,”ujar Susan yang juga pendiri klinik Self Awareness Network.

"Low GI belum tentu pasti aman. Kalau jumlahnya banyak, ya sama saja. Ingat untuk kembali ke konsep moderation dan variation,"ungkap nutrisionis Susan Hartono
“Low GI belum tentu pasti aman. Kalau jumlahnya banyak, ya sama saja. Ingat untuk kembali ke konsep moderation dan variation,”ungkap nutrisionis Susan Hartono

 

Ahmad Fauzi didampingi dokter herbal Prapti Utami membahas khasiat jamu
Ahmad Fauzi didampingi dokter herbal Prapti Utami membahas khasiat jamu

 

Menambah ilmu di sabtu pagi. Para peserta seminar menanyakan hal-hal penting seputar gula.
Menambah ilmu di sabtu pagi. Para peserta seminar menanyakan hal-hal penting seputar gula.

Salah satu gula buatan yang banyak ditemui adalah Aspartam. Rasanya lebih manis daripada gula alami.

Dari berbagai penelitian, diketahui semut dan lalat pun tidak tertarik dengan manis aspartame.

Namun bahan ini masih banyak dipakai pada makanan, permen, dan minuman bersoda. Efek samping aspartame, antara lain terganggunya penglihatan, depresi, migraine, multiple sclerosis, fobia, insomnia, kelelahan dan hiperaktif pada anak-anak.

Seorang Peracik Jamu

Ahmad Fauzy, seorang peracik jamu, juga berbagi ilmu tentang jamu sehat dan tentang beberapa praktik yang umum dilakukan produsen jamu nakal. Salah satunya adalah menambahkan perasa pada jamunya.

“Banyak tukang jamu menggunakan bubuk citrun untuk rasa asam, karena harganya lebih murah.

Kita juga harus ingat, kalau ada asam jawa atau kunyit asam dikemas dalam sachet itu pasti tidak benar, karena asam jawa itu tidak bisa dikeringin jadi bubuk,”kata Ahmad.

Stevia - mungkin alternatif pemanis alami terbaik saat ini. Hati-hati stevia juga banyak yang menggunakan bahan artificial. Foto: PaprikaLiving
Stevia – mungkin alternatif pemanis alami terbaik saat ini. Hati-hati stevia juga banyak yang menggunakan bahan artificial. Foto: PaprikaLiving

Banyaknya produk buruk yang dipasarkan sebagai produk sehat memang menuntut kita untuk lebih jeli sebagai konsumen dan beralih pada pilihan yang lebih aman.

Untuk pemanis, Susan menjelaskan beberapa diataranya yaitu;

  1. Madu,
  2. Kurma,
  3. Sorgum,
  4. Coconut sugar,
  5. Stevia,
  6. Sucanat,
  7. Dan Xylitol.

“Meski lebih aman, bukan berarti kita bisa mengonsumsi gula semena-mena. Ingat, kembali lagi pada aturan variation dan moderation.

Untuk mencerna gula, jelas Susan, tubuh memerlukan vitamin dan mineral. Maka itu, jika terlalu banyak mengonsumsi gula, tubuh akan menggunakan cadangannya.

Jika terlalu sering, maka cadangan tubuh bisa drop, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh kita,”ujar Susan.

Baca juga:

Dewi Shinta, salah satu peserta yang hadir mengaku senang menambah ilmu baru. “Saya jadi tahu gula mana yang sebaiknya dipakai, dan bahan-bahan apa yang dipakai buat bikin gula di pasaran.

Untuk saya sendiri dan sebagai ibu yang membesarkan anak kecil, hal-hal ini penting untuk saya ketahui,”ujarnya.