Untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir ini Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk dunia. Pada Kamis (1/8) pagi, Jakarta menduduki peringkat teratas diantara kota-kota dengan tingkat polusi terburuk dengan Air Quality Index (AQI) 163.

150-200 adalah kisaran kualitas udara di suatu kota yang masuk dalam kategori tidak sehat. Jangan sedih, sebelumnya 25 Juni 2019 lalu AQI Jakarta berada di angka 231 yang berarti sangat tidak sehat! Sebagai informasi tambahan, AQI adalah pengukuran standar berdasarkan tingkat relatif dari lima polutan udara utama yaitu ozon permukaan tanah, polusi partikel, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida.

Pastinya, kondisi ini sangat mengkhawatirkan terutama untuk kita yang tinggal di Jakarta. Polusi udara adalah campuran partikel kompleks dan gas yang berasal dari antropogenik dan alam yang mengalami modifikasi secara kimia di atmosfer.

Polutan udara luar ruangan yang paling banyak ditemukan di daerah perkotaan yaitu particullate matter (PM), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3) dan sulfur dioksida (SO2). Sumber polusi udara dapat berasal dari proses alam (kebakaran hutan, erupsi gunung berapi, badai), sektor transportasi (gas buang kendaraan, debu di jalan raya), sektor industri (pembakaran bahan bakar, proses industri dan sektor rumah tangga (pembakaran biomas, asap rokok dll).

Sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi, industri, pembakaran hutan dan aktivitas domestik. Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi dan kondisi musim kemarau juga diperkirakan memperburuk kualitas udara di Jakarta.

World Health Organization mencatat saat ini 92% penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas udara yang buruk. Setiap tahun ada 7 juta kematian (2 juta di Asia Tenggara) yang berhubungan dengan polusi udara baik dari luar maupun di dalam ruangan.

Sejatinya polusi udara berhubungan dengan penyakit paru dan pernapasan (seperti infeksi saluran pernapasan akut/ISPA, asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik/PPOK dan kanker paru), penyakit jantung dan stroke.

Dan kembali menurut data World Health Organization, polusi udara di seluruh dunia berkontribusi 25% pada seluruh penyakit dan kematian akibat kanker paru, 17%  seluruh penyakit dan kematian akibat ISPA, 16% seluruh kematian akibat stroke, 15% seluruh kematian akibat penyakit jantung iskemik dan 8% seluruh penyakit dan kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis.

BACA JUGA: Percepat Pemulihan Tubuh dengan Jahe Merah

Orang-orang yang rentan terhadap polusi udara adalah anak-anak, usia lanjut, perempuan, pekerja luar ruangan dan mereka yang sudah mempunyai penyakit paru atau jantung. Kualitas udara Jakarta saat ini sudah sampai pada tahap yang memprihatinkan, karenanya Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan sebagai berikut:

  1. Beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal untuk mengurangi polusi udara.
  2. Tidak membakar sampah sembarangan.
  3. Meminimalkan paparan polusi udara dengan cara hindari aktivitas fisik berat termasuk olah raga apabila berada di luar ruangan pada saat kualitas udara tidak sehat (Air Quality Index > 150).
  4. Memantau kualitas udara secara real time untuk bisa mengambil keputusan beraktivitas di luar rumah.
  5. Menggunakan masker untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan). Disarankan masker atau respirator dengan kemampuan filtrasi partikel yang maksimal (kemampuan filtrasi ≥ 95%).
  6. Apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode recirculation.
  7. Apabila berada di dalam ruangan, jaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik dengan tidak menambah polusi di dalam ruangan misalnya tidak merokok, tidak menyalakan lilin atau perapian ataupun sumber api lainnya dalam ruangan.
  8. Penggunaan tanaman dalam ruangan yang mempunyai kemampuan air purifier atau peralatan air purifier disarankan untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik.
  9. Lakukan pola hidup bersih dan sehat seperti makan bergizi, istirahat cukup, cuci tangan, tidak merokok dan lainnya. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan dapat mengurangi dampak polusi udara.

BACA JUGA: Masker Yang Direkomendasikan Untuk Mengurangi Paparan Polusi

Kenalilah gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai dampak kesehatan akibat polusi udara.  Pada orang dengan penyakit sebelumnya awaslah terhadap memburuknya serangan. Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.

Stay safe!