Pernahkah Anda mendengar informasi kalau frekuensi suara tertentu dapat memberikan sensasi positif dan negatif ke fisik dan psikis? Ketika mendengarkan lagu sedih Anda jadi mellow, saat mendengarkan lagu happy mendadak mood Anda jadi lebih baik.

Ternyata tidak hanya sekadar membangkitkan mood, “suara” juga dapat menjadi terapi penyembuhan. Persis seperti yang diungkapkan Shierilla Pritha Elliza dalam diskusi Rabu (9/10) bersama Komunitas Paprika Loca. Bagaimana musik dan suara dapat memengaruhi mood dan proses penyembuhan seseorang? Simak rangkuman berikut!

SHARING SESSION:

Paprika Living: Selamat bergabung, sebentar lagi diskusi kita akan dimulai ya. Tema diskusi kita malam ini adalah “Introduction to Sound Healing” bersama Mba Shierilla.

Floren Yuli: Malam, salam kenal untuk semuanya.

Paprika Living: Pastinya banyak yang penasaran kan mengenai sound healing seperti apa, dan apakah memang bebunyian bisa memberikan terapi kesembuhan? Dan bunyi-bunyian seperti apa yang bisa memberikan efek kesembuhan, untuk lebih jelasnya kita akan mendapatkan informasi tersebut dari Mba Shierilla. Sudah bergabung bersama kita Mba Shierilla…

Shierilla Pritha Elliza: Halo semuanya. Salam kenal ya. Terima kasih Paprika Living sudah mengundang saya untuk berbagi sound healing di Paprika Living. Sebelum kita mulai tema sound healing, saya akan memperkenalkan diri dulu ya.

Paprika Living: Iya monggo Mba, silahkan..

Shierilla Pritha Elliza: Saya adalah seorang Certified Sound Healer dari dua institusi ternama di India, International Academy of Sound Healing (IASH) dan Wellness Vibe. Saya memulai sound healing secara profesional di tahun ini. Sebelumnya, saya adalah seorang praktisi meditasi selama 10 tahun dan banyak berlatih secara autodidak dengan singing bowl dan juga aktif mendengarkan musik-musik Brainwave.

Saat ini saya baru mulai membuka jasa terapi baik secara personal dan grup, beberapa kali diundang di dalam sebuah workshop untuk membawakan sound healing. Namun, sampai saat ini, sebetulnya saya masih belajar dan akan terus belajar, tentang seni menyembuhkan diri sendiri lewat frekuensi suara.

BACA JUGA: Kenali Diri, Ambil Kendali Hidupmu!

Tingkat kesembuhan orang berbeda-beda, tergantung bagaimanakah kondisi batin, mental dan pikiran, yang tidak terlepas juga dari lifestyle sehari-hari. Tubuh kita sebetulnya cerdas. Tubuh memiliki kemampuan alaminya untuk memulihkan diri, dengan catatan kita mengenal tubuh dan pikiran kita lebih dalam.

Sound Healing paling banyak digunakan untuk me-release stres, meredakan rasa sakit pada saraf dan organ tubuh, membantu insomnia, ketidakseimbangan hormon, hingga sebagai sarana meditasi untuk ketenangan.

Sound Healing sangat efektif untuk membawa gelombang otak manusia untuk menuju ke gelombang alfa-theta, bahkan hingga delta. Di gelombang theta inilah tubuh kita akan me-release hormon penyembuhan seperti endorphine, melatonine, serotonine, dopamine, HGH, dll.

Sound Healing adalah teknik penyembuhan dengan menggunakan frekuensi suara yang dilatih dan dipraktikkan secara sadar untuk tujuan tertentu dan membantu meningkatkan level kesadaran serta kesehatan manusia. Sound Healing diciptakan berdasarkan pemahaman bahwa segala sesuatu bervibrasi dalam frekuensinya sendiri.

Segala sesuatu, baik benda mati maupun benda hidup memiliki frekuensi. Pergerakan planet dan bumi yang mengelilingi matahari, udara yang bergerak di alam semesta, hingga detak jantung kita memiliki suara. Setiap sel, atom, organ, saraf di dalam tubuh kita memiliki vibrasi, dan setiap vibrasi menciptakan suara, baik suara yang dapat didengar oleh telinga manusia dan tidak.

Sound Healing telah lama digunakan oleh leluhur kita. Pertama kali ilmu tentang frekuensi ini ditemukan oleh Bapak Matematika Dunia, Bapak Pythagoras. Beliaulah yang menemukan interval musik dan korelasi antara musik dengan frekuensi tubuh yang dapat menciptakan harmoni. Karena itu, beliau juga dinamakan sebagai “Bapak Musik”.

BACA JUGA: Sustainable Living Dimulai Dari Rumah Tangga

Menurutnya, semua yang ada di alam, termasuk frekuensi, tidaklah lebih daripada sejumlah angka-angka. Karena itulah frekuensi dapat diukur dengan satuan Hertz (Hz). Pernah dengar tentang Earth Frequency? Nama bekennya Schumann Resonance.

Schumann Resonance dinamakan oleh seorang fisikawan yang bernama Winfried Otto Schumann pada tahun 1952. Ditemukan bahwa bumi beresonansi dengan frekuensi yang sangat rendah, sekitar 7.83 Hz. Schumann Resonance muncul dikarenakan adanya aliran listrik yang mengalir di antara permukaan bumi dan ionosfer, yang kemudian dinamakan gelombang elektromagnetik bumi.

Schumann Resonance ternyata juga dimiliki oleh otak manusia, yaitu pada tahap perpindahan dari gelombang alfa menuju theta. Sesaat kita terhubung dengan gelombang elektromagnetik bumi, kita terhubung pada energi harmoni alam yang bermanfaat untuk penyembuhan, baik fisik maupun mental.

Inti dari penjelasan di atas adalah kita sepenuhnya terhubung dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita secara frekuensi, yang mempengaruhi keadaan kita baik disadari maupun tidak.

Setelah kita memahami bahwa setiap frekuensi menciptakan suara, maka kita menjadi lebih aware, baik dalam menjaga kondisi pikiran dan juga mental kita (karena pikiran dan emosi juga memiliki frekuensi sendiri), dimana tubuh kita akan merespons dengan sangat cepat.

Pikiran yang buruk, otomatis akan membawa perasaan menjadi buruk juga, dan kemudian mempengaruhi seluruh jaringan sel, organ, hormon, hingga keseluruhan tubuh kita. Kebanyakan penyakit sebetulnya diciptakan atas dasar frekuensi yang biasa kita ciptakan sehari-hari.

Tubuh kita terdiri atas 80% air, dimana air merupakan penghantar frekuensi yang paling cepat, lebih cepat daripada udara. Udara menghantarkan frekuensi sebesar 768 mph, sedangkan air dapat menghantarkan frekuensi sebesar 3350 mph. Hal ini mengakibatkan efek penyembuhan dengan media suara menjadi sangat efektif!

Namun, suara dapat menjadi pisau bermata dua. Apabila Anda tidak memilah-milah suara mana yang baik untuk Anda dengar, dan mana yang tidak, maka ini akan menjadi PR besar untuk Anda, untuk mulai selektif dalam memilih dan merasakan sendiri mana suara yang dapat menciptakan ketidakstabilan emosi, dan mana suara yang dapat menyembuhkan diri Anda.

Secara general, frekuensi suara yang paling banyak digunakan di dalam sound healing adalah frekuensi 432Hz, yang merupakan frekuensi alam. Frekuensi ini juga bisa dihasilkan oleh singing bowl. Karena itu, singing bowl adalah media yang paling populer digunakan.

Selain itu, kita bisa juga menggunakan alat musik lain dengan frekuensi 432Hz seperti Gong, Wind Chimes, Tuning Forks, Harps, Flute dll. Ada banyak sekali frekuensi yang baik untuk penyembuhan selain 432Hz, bisa juga menggunakan musik Brainwave seperti Solfeggio, Binaural Beats, Isochronic Tones dengan berbagai tujuan berbeda secara spesifik

Setiap frekuensi memiliki manfaatnya sendiri, dan setiap musik memiliki frekuensi yang berbeda. Adakalanya kita perlu aware terhadap musik-musik yang sering kita dengar. Secara internasional, musik dipatenkan dengan frekuensi 440Hz, dimana sebetulnya frekuensi ini tidak dimiliki oleh alam.

Apabila kita mendengar musik dengan frekuensi ini, sel tubuh kita akan merespons, dengan membentuk pola sel yang terpecah-pecah dan tidak harmoni. Bisa dilihat pada contoh gambar sel di bawah ini yang ditangkap oleh EEG saat mendengarkan musik dengan frekuensi 432Hz dan 440Hz.

sound healing

Musik yang baik akan membentuk pola sel yang harmoni dan saling berkelompok. Ini penting banget buat kita tahu. Tidak semua musik punya efek menyembuhkan. Ada musik seperti musik rock, metal, dan lagu patah hati/depresi, ini memicu stres, me-release hormon kortisol yang akan berdampak buruk terhadap kondisi pikiran/ mental dan juga merusak sel tubuh dan otak.

Mendengarkan musik dengan frekuensi 432Hz membawa pendengarnya kepada perasaan ringan, nyaman, dan happy. Setelah mengetahui bahwa musik dengan frekuensi 432Hz ini membawa harmoni, maka musikus terkenal dunia yaitu Mozart, Bach dan Verdi menciptakan karya-karya mereka dengan frekuensi ini. Sampai disini dulu pemahamannya, apakah teman-teman ada pertanyaan?

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Nanya Mba Shierilla, frekuensi 440 dalam musik umumnya apakah dapat di-setting ke frekuensi 432?

Shierilla Pritha Elliza: Bisa Mas jika kita mengerti cara menyetelnya. Setahu saya ada alat khusus untuk penyetelannya.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Pengetahuan yang Mba pelajari mirip dengan penelitian Dr. Masaru Emoto tentang kristal air. Nah apakah frekuensi 432 dapat di dengarkan ke air menjadikan air media penyembuhan?

Shierilla Pritha Elliza:  Pertanyaan bagus. Ya, Dr Masaru Emoto adalah dokter Jepang yang meneliti tentang frekuensi ke air. Ada video beliau yang menjelaskan tentang musik-musik tertentu yang bisa mengubah pola kristal di dalam air. Tidak hanya itu, tapi juga kata-kata seperti maaf, terima kasih, i love you, i hate you, dll.

 

Paprika Living: Mba mau nanya, dari mana kita tahu kalau musik yang kita dengar frekuensinya sudah sesuai?

Shierilla Pritha Elliza: Kita bisa merasakan sendiri mbak saat kita mendengar musik tersebut, pengaruhnya ke batin kita seperti apa?

Paprika Living: Nah, kadang kan kita juga merasa seperti terlampiaskan saat mendengarkan musik sedih ketika patah hati, padahal tadi Mba bilang musik patah hati nggak baik untuk kita. Gimana nih Mba?

Shierilla Pritha Elliza: Maksudnya melampiaskan ini seperti apa ya?

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Mungkin mengkonversi emosinya Mba dengan bernyanyi agar lepas…

Shierilla Pritha Elliza: Maksudnya lagu tersebut relate dengan emosi kita saat itu? Atau malah sebaliknya? Lagu tersebut malah memancing perasaan sedih kita keluar?

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Misalnya lagi galau, susah move on. Dengerin lagu yang seirama dengan keaadaan.

Shierilla Pritha Elliza: Bukankah kalau kita dengar yang positif malah akan meng-up keadaan kita jadi lebih harmoni? Ya semua pilihan masing-masing sih.

Paprika Living: Tapi kalau dari kesehatan Mba dan keseimbangan gimana? Apakah perasaan yang seirama dengan keadaan saat patah hati itu baik atau buruk sebenarnya?

Lily Susylowati: Saya kadang perlu musik tertentu untuk mengeluarkan emosi negatif yang ada.  Sering tahu ada emosi negatif, tapi tidak bisa release. Kadang perlu musik tertentu untuk memancing emosinya keluar.

Shierilla Pritha Elliza: Saya lebih suka mengamati saja tanpa perlu men-judge baik atau buruk. Karena baik buruk itu kan relatif. Ada banyak cara sih untuk me-release emosi. Kalau saya sih lebih suka pakai yang positif. Beberapa klien saya tadinya baik-baik saja lho, ketika saya terapi dengan singing bowl meski baru tiga kali ketukan dia sudah menangis. Release. Positifnya dengan frekuensi 432Hz, keseimbangan tubuh akan lebih cepat.

Novi: Malam Mba, mau tanya aku pernah dengar saat kita berdoa, saat kita praise & worship, gelombang otak kita juga ke keadaan yang lebih tenang. Apakah betul?

Shierilla Pritha Elliza: Betul Mba. Doa juga merupakan salah satu bentuk terapi sound healing. Kata-kata menciptakan frekuensi. Doa kebanyakan membawa kita pada gelombang alfa.

Lily Susylowati: Untuk mengubah pola kristal di air, apakah cukup hanya kata kata saja, ataukah kata-kata emosi saat mengucapkannya?

Shierilla Pritha Elliza: Pertanyaan bagus Bu. Lebih baik jika kita menggunakan pikiran, perasaan, hingga ucapan. Kristalisasi air akan jauh lebih terlihat. Bisa dites dengan membuat air es vortex untuk melihat pola kristal air apakah berhasil atau tidaknya.

Paprika Living: Kalau mengukur frekuensi kita bisa nggak ya Mba secara manual? Supaya pas dengan yang disarankan tadi?

Shierilla Pritha Elliza: Frekuensi manusia maksudnya? Bisa pakai alat EEG Mba.

Novi: Mba, kalau misalnya nonton film, itu ada korelasi juga ya dengan frekuensi sound of healing? Misalnya nonton drama yang sedih, kan jadi baper ikutan sedih sampe nangis. Itu pengaruh juga?

Shierilla Pritha Elliza: Kalau kita pakai lagu atau nonton film galau, itu sebetulnya cuma memicu emosi kita saja keluar. Tidak menyembuhkan.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Apakah musik dapat memutuskan hubungan frekuensi yang terjalin antara satu objek dengan objek lain Mba? Misalnya satu orang belajar frekuensi yang negatif (entitas ghaib atau dimensi lainnya) oleh karena frekuensi itu sudah terhubung dengan seseorang. Apakah musik dapat memutuskan frekuensi negatif itu Mba?

Shierilla Pritha Elliza: Saran saya lebih baik kita fokus menaikkan frekuensi kita terlebih dahulu. Karena kita tidak bisa mengubah orang lain pada dasarnya. Semua tergantung pola pikir, kebiasaan, dan apa yang ia rasakan, memengaruhi seseorang.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Menaikan frekuensi itu bagaimana Mba?

Shierilla Pritha Elliza: Dengan bermeditasi, atau mendengarkan lagu dengan frekuensi baik seperti 432Hz.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Apakah frekuensi rumah bisa diubah dengan memutar musik positif?

Shierilla Pritha Elliza: Sangat bisa. Paling sering dan efektif pakai singing bowl.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Di rumahkan ada banyak frekuensi manusia, saya sendiri jadi cenderung sulit bersosialisasi karena frekuensinya terlalu emosional, marah-marah, rasanya frekuensi itu sudah melingkupi rumah. Jadi rumah yang dikatakan surga serasa dipenjara.

Shierilla Pritha Elliza: Ya jalan satu-satunya adalah mendoakan mereka semua, memancarkan cinta kasih. Cara lain bisa sering memutar lagu untuk meningkatkan hubungan relationship seperti solfeggio 639Hz.

Mavendrasacha Febrizki Yanramadhan: Dicatat nih Mba. Thanks solusinya.

Lily Susylowati: Diputar di kamar sendiri atau di ruangan keluarga?

Shierilla Pritha Elliza: Yang orang-orang bisa dengar saja Mba. Memainkan singing bowl juga efektif untuk clearing negatif energy diri dan ruangan.

Lily Susylowati: Mbak Shierilla, karena kita hidup dan bertemu dengan banyak orang, kita tidak mungkin selalu bisa memilih frekuensi suara yang ingin kita dengarkan. Semua frekuensi entah yang membuat kacau atau yang harmoni, bisa kita dengar kan tanpa kita mau. Bagaimana kah cara kita me-manage-nya?

Shierilla Pritha Elliza: Betul Bu. Kita tidak bisa memilih, tapi saat kita di rumah, kita bisa kembali ke diri sendiri. Kita perlu saat hening untuk mengharmoniskan diri dan pikiran kita.

Paprika Living: Mba kalau kita singing bowl kita bisa mainin sendirikah?

Shierilla Pritha Elliza: Bisa sendiri kok Mba. Bagus malah.

Paprika Living: Ooh nggak ada tekniknya ya?

Shierilla Pritha Elliza: Teknik ada. Bisa diputar atau dipukul.

Paprika Living: Ada kemungkinan nggak Mba, salah pukul terus akibatnya jadi nggak baik?

Shierilla Pritha Elliza: Ya kalau salah pukul suaranya akan terdengar tidak enak. Tapi tidak seburuk itu kok efeknya. Pernah suatu waktu ketika saya retreat, kondisi peserta sangatlah ramai… saat itu saya sedang bermain singing bowl. Sesaat tiba-tiba teman-teman langsung mengantuk dan masuk ke kamar. Energi yang tidak perlu dengan cepat diseimbangkan dengan singing bowl.

Santoh: Kalau penyembuhan sound healing melalui singing bowl secara massal bisa juga yah?

Shierilla Pritha Elliza: Bisa sekali Pak. Saya sudah beberapa kali adakan workshop group healing dengan singing bowl. Di Bali juga sebetulnya banyak. Peserta akan tertidur dengan postur savasana dimana saya bermain dengan singing bowl.

sound healing

Glenn: Hi Shieri, kalau nyembuhinnya gimana? Boleh dielaborate sedikit?

Shierilla Pritha Elliza: Menyembuhkan itu ada energi yang terasa dipulihkan, tubuh serasa lebih segar setelahnya.

Glenn: Maksudnya efek suara dari bowl sebagai tool yang menghasilkan getaran terhadap tubuh/mental kita. Apa sih yang terjadi pada psikis maupun fisik pada saat getaran itu dirasakan?

Shierilla Pritha Elliza: Kalau itu perlu langsung dipraktikkan Pak. Frekuensi tidak bisa kita lihat, tapi bisa dirasakan. Apa yang terasa saat kita memegang singing bowl dengan tangan, lalu memainkannya, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Novi: Aku pernah di cek kesehatan pake singing bowl 1x. Di salah satu toko di mall. Toko yang jual singing bowl, batu-batuanan, dan lebih ke Buddha ya. Waktu itu dikasih tau sih yang bermasalah di mana saja dan pas bener titiknya sesuai sama yang emang lagi sakit. Jadi amaze! Kalau untuk ke diri sendiri ada caranya? Waktu itu sih Mba yang jaga yang do it to me. Ke titik-titik tertentu di depan dan di belakang tubuh.

Shierilla Pritha Elliza: Yesss… secara suara juga akan beda kalau pas di titik yang bermasalah, suara singing bowl akan terdengar hambar. Lalu setelah beberapa kali ketuk, suara akan menjadi normal.

Novi: Jadi pengen praktik nih Mba, bisa release juga sampai ke psikologi/mental dong ya?

Shierilla Pritha Elliza: Bisa banget.

Paprika Living: Kalau untuk anak-anak bisa jugakah? Atau ada batasan usia Mba?

Shierilla Pritha Elliza: Ya, anak-anak bisa. Tidak ada ketentuan.

Shierilla Pritha Elliza: Efek sound healing sangat cepat

Novi: Karena lately rasanya tubuh cepet banget lemes. Kalo di track, kayaknya kebanyakan beban mental alias stres.

Shierilla Pritha Elliza: Yang perlu diperhatikan ketika bermain singing bowl hanyalah wanita hamil trimester pertama, dan penderita jantung yang menanamkan alat di dalam. Sebaiknya tidak mendengarkan singing bowl.

Paprika Living: Kenapa Mba? Efek seperti apa yang akan terjadi?

Shierilla Pritha Elliza: Ini berdasarkan pengalaman beberapa orang sih, bahwa terjadi keguguran untuk wanita hamil. Sedangkan untuk penderita jantung, metal/besi menimbulkan resonansi dengan suara singing bowl, yang jika terlalu tinggi getarannya bisa meninggal mendadak.

Glenn: Saya lihat tadi bowl-nya banyak. Fungsi masing-masing bedakah? Atau memang untuk bentuk nada yang beda-beda?

Shierilla Pritha Elliza: Yang itu crystal bowl 7 chakra. Masing-masing bowl untuk satu chakra.

Novi: Mba, make sure sekali lagi jadi kalau aku nggak punya singing bowl di rumah, dan cuma rajin dengerin lagu 432Hz tiap hari, apakah bisa membantu release stress harian dan healing?

Shierilla Pritha Elliza: Bisa Mba, Mba bisa juga pakai suara sendiri kok. Misal berdoa, bernyanyi lagu rohani.. itu juga bentuk terapi dengan suara. Pesan penting di dalam diskusi kita malam ini: ketika tubuh kita dalam keadaan harmoni, tubuh kita menjadi sehat. Ketika tubuh kita lepas dari harmoni, penyakit muncul. Menemukan dan menyeimbangkan frekuensi di tubuh sangat penting sebagai proses alamiah sel-sel tubuh kita untuk memulihkan dirinya sendiri.

Lily Susylowati: Begitu mulai lepas dari harmoni, apakah tubuh langsung sakit atau memberikan tanda tanda terlebih dahulu?

Shierilla Pritha Elliza: Tubuh biasa memberikan sinyal berupa rasa sakit. Adakalanya kalau tubuh kita sehat dan biasa konsumsi makanan sehat, lalu tiba-tiba kita makan yang nggak sehat, otomatis tubuh akan langsung detect “bakteri” asing di tubuh kan? Kecuali kalau tubuh kita sudah penuh sampah, itu sulit dideteksi kita perlu detoks racun tubuh untuk bisa mengaktifkan sinyal alami itu.

Cakrawijaya Tjakrawala: Dalam terapi apakah ke 7 singing bowl ini harus dibunyikan semua atau hanya singing bowl pada chakra-chakra khusus saja yang dimainkan?

Shierilla Pritha Elliza: Ini tergantung. Chakra mana yg pada saat itu butuh diseimbangkan? Itu yang penting. Kalau dalam workshop saya sebelumnya memang judulnya “Chakra Balancing” jadi saya mainkan semuanya.

Paprika Living: Terimakasih ya Mba untuk sharing dan diskusi malam ini 🙂

Artikel ini adalah rangkuman percakapan dalam diskusi Telegram antara  Shierilla Pritha Elliza dan anggota Komunitas Paprika Loca! Diskusi seputar isu kesehatan dan lingkungan diadakan tiap Rabu malam Pk.20.00 – 21.00. Jika Anda ingn bergabung, Anda klik link berikut ini : https://t.me/joinchat/HMrZHUmYHcsZB7PNiibZ4A

BACA JUGA: Penyembuhan Diri dengan Hipnosis