Sekitar tahun 2016, penyanyi pop Selena Gomez, menjelaskan mengapa satu tahun belakangan dia “menghilang” dari publik.

Dalam sebuah interview, penyanyi berusia 25 tahun itu akhirnya mengungkapkan kalau ternyata ia mengidap Lupus dan mengambil masa “menghilang” itu untuk fokus mengurus kesehatannya.

Lady Gaga yang energetik adalah orang dengan autoimun Lupus Photo IG: @ladygaga
Lady Gaga yang energetik adalah orang dengan autoimun Lupus Photo IG: @ladygaga

Pada acara bincang-bincang Larry King di CNN, Lady Gaga pun mengungkapkan hasil tesnya bahwa ia borderline Lupus.

Meski tidak pernah merasakan gejalanya, penyanyi itu mengatakan bahwa dalam keluarganya banyak yang mengidap Lupus. Kabar itu pun memantik beragam media untuk mengulas tentang penyakit “misterius” ini.

Apa itu Autoimun?

Autoimun adalah suatu keadaan dimana sistem imunitas tubuh tidak hanya melawan virus/benda asing, namun juga melawan jaringan atau bagian sehat tubuh penyandangnya. Penyebabnya 25% faktor genetik dan 75% gaya hidup serta lingkungan.

Penyakit Autoimun memang belum luas dikenal masyarakat, padahal, penderitanya tidak sedikit.

Di Amerika Serikat, ia menempati urutan ketiga penyakit mematikan, dan di Indonesia diduga ada sekitar 40 juta jiwa yang mengalaminya. Sekitar 80% penyakit ini menyerang perempuan dan anak-anak.

Penyakit yang sering dikatakan sama kejamnya dengan kanker ini memiliki seribu wajah, dan Lupus yang disandang Selena Gomez, hanya salah satu dari 157 jenis autoimun menurut bagian tubuh yang diserang.

Baca juga: Ibu Guru Ini Masih Mengajar Meski Hidup Dengan 5 Jenis Autoimun di Tubuhnya

Buku Autoimun yang Diterbikan oleh Marisza Cardoba Foundation

Buku ini diterbitkan oleh Marisza Cardoba Foundation, yang mengambil nama pendirinya.

Marisza sendiri divonis mengidap autoimun sejak ia berusia 4 tahun, mengalami silent disability selama 25 tahun (hanya bisa beraktivitas 5-6 jam sehari) dengan bergantung pada obat-obatan. Lewat penerapan hidup sehat yang holistik, Marisza telah mencapai remisi.

Buku ini mungkin dapat menjadi sebagian refleksi dari apa yang coba dilakukan Marisza kepada para penyintas autoimun, yaitu menyokong mereka dengan informasi agar mereka dapat kembali memperoleh kualitas hidup yang baik dan bisa tetap berkarya dalam keterbatasannya.

<em>Marisza Cardoba penyintas yang menjadi inspirasi para penyandang autoimun di Indonesia</em>
Marisza Cardoba penyintas yang menjadi inspirasi para penyandang autoimun di Indonesia

Informasi ini direkam dari Kuliah Whats app (KULWAP) yang diberikan oleh narasumber profesional kepada para penyintas yang tergabung dalam Whats App Group.

Setidaknya tercatat percakapan 20 narasumber profesional yang menjawab hal-hal yang sering ditanyakan para penyintas.

Pembahasannya cukup menyeluruh, dari soal penyakit, manajemen stres, memilih makanan sehat, menjaga kebersihan pentingnya tersenyum, terapi menulis, internet marketing hingga social entrepreneurship.

Selain tanya jawab, ada juga beragam tulisan para penyintas yang berbagi pengalamannya, termasuk mereka yang mengalami perbaikan secara signifikan setelah menjalankan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS).

Hal ini tentu sedikit banyak akan memberikan semangat untuk para penyintas, dan meyakinkan kalau mereka tidak berjuang sendirian.

Ditambah lagi, tersirat dukungan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia yang menuliskan pengantar di buku ini.

BACA JUGA : Hidup Seimbang: Pelajaran Dari Seorang Penyintas Autoimun

Kesimpulan

Untuk masyarakat umum, buku ini membuka wawasan baru tentang apa itu autoimun. Beragam nama penyakit autoimun bertebaran di buku ini, mungkin amat asing di telinga kita, namun nyata adanya karena dialami sendiri orang para penderitanya.

Apa yang dialami para penyintas terdengar menyakitkan dan bisa membuat sedih, namun di sisi lain, buku ini juga menuturkan semangat para penyintas dan bukti kalau tubuh kita adalah sebuah sistem  yang luar biasa dan mereka yang menjalani pola hidup sehat dengan serius pasti akan menikmati manfaatnya.