Grounding, sering juga disebut earthing adalah teknik terapi yang menghubungkan kita kembali, secara elektrik, ke bumi.

Banyak orang bilang untuk mengerti lebih mudah, grounding itu nyeker. Tidak salah, tapi sebenarnya tidak terlalu tepat. “Nyeker” terkesan hanya menjelaskan keadaan kaki tanpa alas, tidak terkait akan maksud dan tujuannya. Menurut saya, padanan Bahasa Inggris yang lebih tepat untuk nyeker adalah bare foot.

Alih-alih digali manfaatnya, nyeker terutama di kehidupan kaum urban lebih sering diasosiasikan dengan kondisi kotor, miskin, tidak sopan, tidak aman, secara umum — tidak normal.

Manfaat Grounding

Tujuan grounding adalah agar tubuh menyerap elektron negatif yang dihasilkan bumi. Kenapa? Karena elektron bebas ini merupakan antioksidan alami yang dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh manusia. Jadi menurut teori ini, alas kaki yang kita pakai sehari-hari  sebenarnya justru membahayakan kita karena menghalangi kita terhubung dengan bumi.

Saya langsung terpikir orang-orang Korea yang kelihatannya tidak pernah mengijinkan kakinya telanjang saking bersihnya. Sampai rumah, sepatu langsung diganti sandal (setidaknya itu saya lihat di hampir semua drama Korea yang saya tonton).

Studi ilmiah tentang grounding relatif masih sedikit, meski demikian makin banyak orang yang mulai menjalani teknik ini dan mengaku merasakan manfaatnya. Berbagai pengakuan ini terselip di antara 847,730 post di instagram yang ber-hashtag grounding.

Kegiatan sesederhana melepas alas kaki ini dipercaya mengurangi berbagai gangguan kesehatan, seperti chronic fatigue, kecemasan dan depresi, susah tidur, penyakit jantung. Sebuah studi kecil ini menyatakan temuan yang menarik, yaitu terapi grounding selama satu jam dapat secara signifikan memperbaiki suasana hati.

Teori utama yang disimpulkan dari sebuah studi review adalah bahwa grounding mempengaruhi matriks hidup (living matrix), yang merupakan penghubung pusat antara sel-sel hidup.

Konduktivitas listrik yang ada dalam matriks ini berfungsi sebagai pertahanan sistem kekebalan tubuh, seperti antioksidan alami. Laporan ini mengatakan agar dapat bekerja dengan efektif, sistem ini perlu direcharge secara berkala dengan cara “bersentuhan” dengan bumi — baterai untuk semua kehidupan di planet ini.

Lakukan Grounding 30 menit setiap hari

Terapis, motivator dan penulis Gobind Vashdev, sudah melakukan earthing selama lebih dari sepuluh tahun. Bukan hanya alas kaki yang ia tinggalkan, ia juga tidak lagi menggunakan sabun, shampoo, hingga pasta gigi.

Gaya hidup Gobind menjadi inspirasi bagi mereka yang menjalani gaya hidup sehat alami.  Dalam sebuah sesi IG Live dengan Citra Gunawan dari Dehealth Supplies, Gobind berbagi banyak hal, salah satunya soal earthing atau grounding. 

Menurutnya, saat ini banyak orang mengalami masalah fisik dan piskis salah satunya karena kita tidak “terhubung” dengan ibu bumi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Gobind Vashdev (@gobindvashdev)

Dengan bertelanjang kaki, kita mendapatkan elektron negatif dari bumi. Elektron itu kita dapatkan bila bersentuhan langsung dengan pasir, batu, tanah, dan rumput. Ia menyarankan agar dalam sehari, kita terhubung dengan bumi selama 30 menit.

Gobind bercerita, pada masa-masa awal berjalan tanpa alas kaki, ia merasa ada sebuah kecerdasan yang meningkat dalam dirinya, yang disebut ecological equation — kecerdasan tentang bumi dan alam semesta.

“Saya lebih peka terhadap tanda-tanda alam. Orang jaman dulu dekat dengan alam. Lihat awan tahu akan terjadi badai, lihat ombak bisa tahu kalau ada ikan di sana. Kita kan enggak, bahkan kita takut. Sebelum musim korona kan orang-orang pada takut kena matahari, sekarang saja mau jemuran. Panas takut, hujan takut, semuanya takut. Padahal menurut saya, alam sudah diciptakan sedemikian rupa untuk melindungi kita.”

“Kita dapat ion positif yang luar biasa dari matahari, apalagi kita hidup di daerah tropis, tapi kita tidak dapat elektron negatif dari bumi, karena tidak terhubung dengan salah satu dari media ini, bukan ubin atau karpet, tapi batu, pasir, tanah, rumput.”

Semakin tinggi tempat tinggal kita, menurut Gobind sebenarnya makin tidak sehat. Masuk akal.

“Dikatakan stroke itu terjadi lebih banyak di lantai dua daripada lantai satu. Jadi walaupun Anda tinggal di apartemen, sempatkan 30 menit untuk “nempel” di batu, pasir, tanah atau rumput, apalagi hari gini wifi dimana-mana, handphone tidak pernah lepas. Mereka mengeluarkan radiasi, dan menurut saya sangat berbahaya kalau kita tidak grounding,”pesan Gobind.

Lebih Jauh Tentang Grounding 

Ada banyak materi yang bisa kamu temukan di internet jika kamu  ingin mengulik lebih jauh tentang grounding. Salah satu video yang menurut kami berguna adalah dokumenter The Science of Grounding di bawah ini.

Dalam durasi 60 menit, film ini akan memberikan kamu yang cukup menyeluruh tentang grounding dan akan mengubah pandangan kamu tentang sepatu.

BACA JUGA: Buteyko Breathing Untuk Memperbaiki Pola Napas