HARI BUMI

Tanggal 22 April adalah hari yang diperingati sebagai Hari Bumi. Hari Bumi pertama kali diperingati pada tahun 1970 sebagai hari untuk mempromosikan kesadaran akan masalah lingkungan, serta mendidik masyarakat luas tentang dampak berbahaya dari polusi, limbah, dan penggundulan hutan terhadap lingkungan.

Sebagai perusahaan yang mengedepankan keberlanjutan dan gaya hidup yang ramah lingkungan, SIG Indonesia ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalankan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, dimulai dari rumah. Tiap pilihan yang kita lakukan, baik kecil maupun besar, bisa berdampak besar dalam mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan sehari-hari.

Yuk simak tips berikut!

1. Membuat Kompos Organik 

Salah satu langkah untuk mengurangi jumlah sampah di rumah adalah dengan membuat kompos sampah organik, yaitu sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan organik, seperti produk makanan, kertas, dan produk berbahan karton.

Bagaimana caranya? Kamu bisa melakukannya menggunakan komposter, sebuah kontainer yang digunakan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos. Masukkan sampah organik ke dalam komposter dan pastikan isinya dalam kondisi lembab. Saat memasukkan sampah kemasan karton atau kertas, pastikan kemasan sudah dicacah kecil terlebih dahulu. Bila perlu, tuangkan cairan bioaktivator secukupnya untuk menghasilkan kompos yang lebih baik. Biarkan selama beberapa minggu. Kompos kemudian siap digunakan untuk taman di rumah atau tanaman pot apa pun yang kamu miliki.

BACA JUGA: Baru Mau Mulai Bikin Kompos? Ini 7 Pertanyaan Yang Paling Sering Ditanyakan

Tempat sampah kompos ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah organik sehari-hari di rumah. Komposternya sendiri bisa kamu pilih yang ukurannya sesuai dengan area yang kamu miliki. Mereka yang tinggal di apartemen dengan lahan terbatas bisa menggunakan komposter yang lebih kecil dibanding mereka yang memiliki halaman lebih luas. Sekarang banyak komposter yang bisa didapat di marketplace, ada juga yang sudah dilengkapi dengan bioaktivator dan unsur karbon serta nitrogen.

2. Bawa Tas Di dalam Tas  

Banyak hal yang tidak terduga yang bisa terjadi jika kita di luar rumah. Misalnya harus membeli sesuatu meski sebenarnya tidak ada jadwal belanja atau membawa pulang makanan yang tak habis ketika makan di restoran dan lain sebagainya. Dengan siap sedia tas di dalam tas, kita tidak perlu menggunakan tas atau tambahan.

Idealnya memang tote bag berbahan non-plastik. Tapi kalau kamu sudah punya tas yang bisa dipakai ulang, meski berbahan plastik, kenapa harus beli tote bag baru? Konsep dasar konsumsi dengan kesadaran adalah gunakan yang sudah ada dan gunakan secara maksimal. Jadi kalau tasnya bukan dari plastik tapi kebiasaannya masih sekali pakai. Yang ada hanya berganti jenis saja, tadinya tumpukan kantong plastik, sekarang jadi tumpukan tote bag. Ya sama aja bohong, dong!

3. Bawa Botol Minum Ketika Keluar Rumah

Kamu juga bisa minum air membawa botol minum sendiri agar tidak terus-menerus membeli air dalam kemasan plastik. Meski baik, kebiasaan ini juga memiliki kendala. Biasanya kalau sudah habis, kita bingung mau isi dimana, dan akhirnya beli air minum dalam kemasan juga.

Untuk memecahkan hal ini, PaprikaLiving tengah menyempurnakan platform isi ulang botol minum yang sedang kami bangun yaitu www.rifilo.com. Dengan platform ini kamu bisa mengisi air di berbagai tempat yang menjadi mitra refill rifilo, sehingga kamu tidak harus tergantung dengan air minum botolan yang menambah sampah botol plastik yang kian hari kian mengkhawatirkan.

sampah botol plastik
Kurangi sampah botol plastik, isi ulang botol minummu

4. Memilih Makanan Dan Minuman Dengan Kemasan Karton Yang Tepat

Meski terlihat kecil, pilihan ini pun bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan. Saat berbelanja makanan dan minuman berkemasan karton di supermarket, kamu bisa memilih produk yang mencantumkan logo SIG di kemasannya.

SIG adalah penyedia sistem dan solusi kemasan karton aseptik terdepan yang berdiri sejak tahun 1853, dan berpusat di Neuhausen, Switzerland. Rata-rata karton kemasan SIG menggunakan 70-80% renewable paperboard berbahan nabati yang didapatkan dari sumber yang disertifikasi oleh Forest Stewardship Council™ (FSC™). FSC menetapkan kriteria ketat untuk mengelola hutan secara keberlanjutan serta untuk menghargai komunitas dan masyarakat lokal. Auditor independen juga terus memeriksa pemenuhan kriteria ini. SIG memiliki rating AA ESG dari MSCI, skor 18,8 (low risk) dari Sustainalytics dan rating Platinum CSR dari EcoVadis.

“Way Beyond Good adalah peta jalan SIG untuk menjadi perusahaan net positive dengan berkontribusi lebih dibandingkan dengan yang kami hasilkan terhadap masyarakat dan lingkungan. Kami telah melakukan berbagai proyek Used Beverage Carton yang bertujuan untuk membantu melestarikan lingkungan dengan mengumpulkan kemasan karton bekas pakai dan mengusahakan kemasan-kemasan tersebut untuk di daur ulang. SIG Indonesia memiliki misi untuk menyediakan produk makanan dan minuman kepada konsumen melalui cara yang aman dan bertanggung jawab. Kami berharap masyarakat Indonesia menjadi semakin sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan dan bisa bersama-sama mengambil langkah untuk menciptakan bumi yang lebih hijau,” ungkap Noer Wellington, Head of Market Indonesia, Malaysia, and Philippines, PT SIG Combibloc Indonesia.

BACA JUGA: Mengubah Sampah Jadi Aksesori, Bisa Banget!