Rasanya setiap bulan ada saja muncul makanan atau minuman baru yang digandrungi masyarakat. Yang dikedepankan tentu saja rasanya yang enak hingga orang-orang rela untuk berbaris dalam antrian panjang. Rasanya mungkin memang enak, bagaimana dengan isinya? Mungkin tidak banyak yang peduli.

Namun di tengah munculnya makanan-makanan yang kekinian, ada gerakan yang sebenarnya tak kalah diminati, yaitu makan “bersih” atau clean eating.

Berlawanan dengan makanan yang sedang “hot” yang umumnya diproses sedemikian rupa, clean eating justru menghargai kesederhanaan dalam setiap makanan. Sederhana dalam arti makanan tidak mengalami pengolahan yang rumit hingga makanan tidak terlalu jauh dari bentuk aslinya.

Banyak orang mengartikan clean eating dengan pengertiannya masing-masing, namun pada dasarnya clean eating adalah sebuah cara makan yang mengonsumsi makanan segar dan mendekati bentuk aslinya (minim proses).

Cara ini mendorong kita untuk mengonsumsi makanan utuh yang kita kenali bentuk alaminya, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, lemak sehat serta menghindari makanan olahan berat dan makanan kemasan.

Bagaimana memulainya Clean Eating? Berikut saran kami:

  1. Masak sendiri

Ini adalah cara paling mudah untuk mulai mengganti kebiasaan lama makan di luar rumah. Kenapa? Pertama, Anda tahu betul bahan-bahan apa yang ada di masakan Anda. Kedua, Anda punya kendali penuh akan bahan-bahan yang akan dipakai. Tidak seperti di restoran yang akan memakai kualitas makanan tertentu untuk efisiensi harga, ketika masak di rumah Anda bisa memakai bahan yang bisa Anda beli sesuai kemampuan.

Contohnya saja, kami ingat pernah memesan ramen di sebuah restoran. Dengan harga 65 ribu semangkuk, restoran ini menggunakan telur negeri biasa di ramennya. Tapi apa boleh buat kalau tidak ada pilihan lain.

Nah, kalau masak di rumah, kita bisa membuat ramen dengan menggunakan telur organik atau telur omega yang lebih baik dan lebih enak rasanya (dan dengan biaya total yang tetap lebih murah di restoran!).

Anda bisa melakukan perubahan ini secara ekstrem atau secara perlahan, misalnya  weekend saja baru makan di luar rumah. Intinya, usahakan untuk lebih sering makan masakan rumah daripada makan di luar.

  1. Baca Label Kemasan

Ketika Anda membeli makanan kemasan, seleksi apa yang Anda perbolehkan masuk ke tubuh Anda. Tidak ada aturan baku bagaimana cara menyeleksi makanan karena itu semua tergantung preferensi Anda.

Panduan standar adalah memilih makanan yang di labelnya tertulis hanya 5 bahan atau kurang dan semua bahan itu Anda kenali dan dapat Anda ucapkan dengan jelas.

Kami sendiri memakai standar Bebas 4P yang sudah populer di Indonesia sebagai standar seleksi makanan “aman” yaitu Bebas Pengawet, Pemanis, Perasa, dan Pewarna. Ada juga yang menambahkan Bebas GMO (Genetically Modified Organism) atau Organisme termodifikasi secara genetika.

  1. Hindari Highly Processed food

Rasanya hampir semua makanan, termasuk makanan sehat sedikit banyak mengalami proses, misalnya saja oatmeal, kacang almond, quinoa, minyak kelapa, dan banyak lagi.

Jadi rasanya tidak tepat kalau kita menyebut ada makanan yang benar-benar tidak diproses sama sekali.

Processed food dibuat untuk kepraktisan dan tidak semuanya jelek. Sayuran beku, tomat kalengan, jus buah adalah makanan yang diproses dan baik.

Adapun yang perlu kita hindari adalah highly processed foods. Selain nutrisinya sudah menurun, makanan ini biasanya tinggi akan gula, garam, dan lemak. Contohnya Pizza beku, mie instan, daging kaleng, permen, kacang dengan rasa tambahan, cereal, dan sejenisnya.

Meski rasanya kebanyakan enak dan sangat praktis, sudah banyak penelitian yang menghubungkan makanan yang diproses secara berat dengan gangguan kesehatan. Ini salah satunya laporan dari WHO yang membahas tentang hubungan konsumsi daging merah dengan kanker https://www.iarc.fr/wp-content/uploads/2018/07/pr240_E.pdf

  1. Pelajari Penyedap Alami

Banyak orang yang makan makanan yang penting sehat dan tidak terlalu peduli soal rasanya. Jika Anda bukan orang seperti itu, kami pun bukan! Kami tetap ingin bisa menikmati makanan sehat yang juga enak dengan bantuan bumbu-bumbu tersedia dari alam.

Jika Anda mau memulai clean eating, ini waktu yang tepat untuk penyegaran rak bumbu dapur. Segera singkiran segala macam penyedap yang bahan-bahannya tidak pernah bisa Anda lafalkan, dan ganti dengan beberapa alternatif lebih sehat dan bisa bikin makanan tambah lezat!

Misalnya saja kecap asin. Banyak produsen kecap yang tidak menjelaskan tentang sumber kedelainya, sehingga kita tidak tahu apakah kedelai yang dipakainya berasal dari pangan rekayasa atau bukan. Seringkali kecap juga ditambahkan zat perasa.

penggati kecap asin

Sebagai pengganti yang lebih sehat, Anda bisa memakai liquid coconut amino yang berasal dari kelapa dan garam laut. Bumbu ini bebas GMO, gluten dan kedelai sehingga aman juga untuk vegan. Alternatif lainnya adalah Saus Tamari atau kecap ikan. Untuk pengganti kecap manis, sekarang juga banyak tersedia kecap Sorghum atau kecap kelapa.

  1. Nikmati Prosesnya

Untuk mengubah gaya hidup, kita perlu suatu dorongan yang akan membuat perubahan itu bertahan terus. Jalankan proses ini dengan hati yang senang. Misalnya, nikmati proses memasak sebagai kesempatan untuk berkreasi dan bereksplorasi bukan menjadikannya sebagai beban. Membeli alat-alat yang memudahkan kita untuk mengolah bahan bisa membuat aktivitas masak jadi lebih menarik.

Perasaan senang setiap kali Anda berada di dapur itulah akan membuat Anda ingin melakukannya lagi dan lagi sehingga menjadi kebifkasaan.

BACA JUGA: Mengenal Makanan Fungsional