Istilah Clean Eating

Jika Anda salah satu pennggiat hidup sehat, Anda pasti sudah mengenal istilah clean eating, sebuah pola makan yang membatasi diri hanya makanan alami yang tidak melalui proses masak yang lama.

Praktik ini sebisa mungkin juga menghindari makanan dengan kandungan garam, gula, minyak, dan lemak yang tinggi.

Buah-buahan dan sayuran yang dikukus, direbus, atau dipanggang menjadi pilihan utamanya. Clean eating sendiri seharusnya dilakukan secara berkelanjutan untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih sehat.

Clean Eating Menjadi Trend Populer oleh Banyak Orang

Berangkat dari manfaat tersebut, kini, clean eating telah menjadi tren populer yang dilakukan oleh banyak orang.

Meski demikian, Dr. Aaron Carroll, seorang ahli gizi dan physician dari Universitas Indiana, yang juga penulis buku The Bad Food Bibles memiliki pendapat lain tentang pola makan ini.

Menurutnya, orang-orang masa kini sangat memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh mereka.

Hal ini dilatarbelakangi salah satunya oleh pernyataan WHO yang mengatakan bahwa hampir semua makanan yang kita konsumsi dapat menyebabkan kanker.

Menurutnya banyak yang tidak mengerti konsep ini dengan benar. Alih-alih hidup lebih sehat, kini banyak orang hidup lebih khawatir, karena terlalu sibuk memikirkan makanan apa yang dimakannya, tanpa bisa menikmatinya.

Misalnya, salah satu tren yang sedang digandrungi saat ini adalah mengkonsumsi makanan tanpa gluten. Orang yang tidak alergi gluten pun kini banyak yang ikutan menganut diet bebas gluten.

Padahal, hampir separuh penduduk dunia tidak mengetahui apa itu gluten dan mengapa ia tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Dr. Carroll mengklaim bahwa belum ada bukti kuat yang mendukung bahwa gluten-free diet juga baik untuk mereka yang tidak memiliki penyakit celiac.

Kebiasaan masyarakat ini dikatakan sebagai efek ‘nacebo’ yang merupakan kebalikan dari efek placebo dimana masyarakat percaya bahwa dengan mengeliminasi sesuatu dapat menghilangkan suatu efek buruk bagi tubuh.

Hal serupa juga terjadi pada persepsi kita dalam mengkonsumsi gula dan kopi. Seringkali gula dianggap sebagai racun bagi tubuh karena dapat menyebabkan diabetes yang memicu penyakit lainnya, padahal tubuh kita memerlukan asupan gula sebanyak 25gr setiap harinya.

Maka, selama dikonsumsi dalam takaran yang tepat, gula akan memberikan manfaat bagi tubuh.

Kopipun sama, kita seringali menganggap kopi memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh, salah satunya kopi dikatakan bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.

Padahal, mengkonsumsi kopi dalam takaran yang cukup bisa membantu Anda dalam menghindari sindrom Parkinson, diabetes tipe 2, dan penyakit hati.

“Jadi, pada dasarnya semua makanan itu baik bagi tubuh kita, jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan sesuai. Food is something to enjoy, not to worry about,” begitu kesimpulan dari Dr. Carroll.

Dari Berbagai sumber.