Ladies, apakah Anda pernah merasakan gatal-gatal di area selangkangan atau bahkan di vagina bagian dalam akibat gesekan dengan pembalut?

Bisa jadi ketidaknyamanan itu adalah indikasi kalau pembalut ataupun tampon yang Anda gunakan mengandung bahan berbahaya.

Baru-baru ini Gubernur New York, Andrew Cuomo, telah menandatangani undang-undang baru yang mewajibkan produsen produk menstruasi untuk mengungkapkan bahan apa saja yang digunakan untuk membuat produknya.

Undang-undang akan diberlakukan 180 hari sejak 9 November 2019, dan memberi produsen waktu selama 18 bulan untuk mengembangkan kemasan dan label baru.

Seperti yang dinyatakan oleh Gubernur Cuomo, banyak konsumen tidak mengetahui bahan-bahan beracun dan penyebab alergi dalam produk menstruasi yang mereka gunakan. US Food and Drug Administration pun telah menghindari keharusan produsen untuk mengungkapkan secara terbuka bahan-bahan yang digunakan selama beberapa dekade lamanya.

Beruntung sekali warga New York memiliki Gubernur yang menaruh perhatian serius terhadap isu kesehatan seperti ini.

BACA JUGA: Kaia, Kemasan Ramah Lingkungan dari Kulit Jagung

Keputusan Gubernur Cuomo didorong oleh banyak penelitian yang menunjukkan kalau tampon dan pembalut yang beredar di pasaran mengandung bahan berbahaya.

Tampon diduga mengandung racun, alergen, karsinogen, dan pengganggu endokrin yang berdampak pada sistem hormon. Bahan berbahaya tersebut antara lain adalah jenis dioksin, klorin, rayon, kapas transgenik, dan wewangian.

Dioksin dan klorin keduanya digunakan dalam proses pemutihan dan secara luas diketahui menyebabkan masalah hormon serta masalah imunitas. Rayon adalah senyawa dengan serapan tinggi yang dikaitkan dengan sindrom syok toksik, sedangkan kapas transgenik mengandung jejak pestisida.

Tampon yang mengandung pewangi dapat menyebabkan alergi dan ketidakseimbangan PH. Diharapkan dengan konsumen mengetahui kandungan dari produk menstruasi tersebut, konsumen bisa melakukan pilihan yang lebih sehat untuk dirinya sendiri dan tentunya untuk alam.

Pembalut Kain Sustainable Pilihan Terbaik?

Jika Anda tidak mau mengambil risiko dari pemakain tampon atau pembali sekali pakai, salah satu opsi lain yang direkomendasikan saat ini adalah pembalut kain.

“Ada banyak zat kimia berbahaya yang terkandung dalam pembalut sekali pakai. Sehingga penggunaan pembalut kain lebih disarankan demi reproduksi yang lebih sehat. Pembalut kain juga lebih ramah lingkungan, mengingat satu lembar pembalut sama dengan 4 pcs plastik yang membutuhkan waktu hingga 800 tahun untuk membuatnya terurai,” jelas Ririn, Manager Hannahpad Indonesia.

Motif-motif lucu dari Hannahpad.

Tentunya mengingat kesensitivan vagina, kain yang digunakan tidak boleh sembarang kain. Kalau bisa yang 100% katun organik, melewati proses kimia yang minim, tekstur tipis sehingga meningkatkan rasa nyaman plus daya serap yang baik.

Hannahpad sendiri sebagai produk pembalut kain sustainable terbuat dari bahan yang cocok untuk vagina dan lekuk area intim. Ririn menjelaskan kalau lapisan luar dari Hannahpad terbuat dari katun yang tidak hanya bermotif cerah tetapi juga punya daya tampung oke, sehingga tidak perlu takut akan “bocor”.

“Lapisannya juga inner layer jadi benar-benar nyaman dan menampung menstruasi secara maksimal,” tambah Ririn lagi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Certified Organic Cloth Pad (@hannahpad_indonesia) on

Hannahpad memiliki 18 motif yang tersedia dalam ukuran yang berbeda-beda tergantung kebutuhan. Untuk kebersihannya Anda bisa mencuci menggunakan sabun natural (usahakan yang tidak mengandung kimia pemutih, pewangi dan pelembut). Noda darah akan hilang saat Anda melakukan perendaman lama pada air dingin (bisa 1 – 2 hari).

Sesuai dengan konsepnya yang sustainable, pembalut kain ini dapat digunakan 3-5 tahun, bergantung pada perawatan dari masing-masing orang.

Alternatif lain yang bisa Anda coba adalah menstrual cup. Seperti apa? Silakan baca di: Menstrual Cup: Baik untuk Vagina, Aman Bagi Bumi