Upcycle – Memberi Nyawa Kedua

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk turut mengurangi sampah. Tentu Anda sudah akrab dengan istilah 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle. Tapi sebenarnya ada satu lagi, yaitu upcycle! Jadi sebenarnya recycle itu dikategorikan jadi dua, yaitu Upcycle dan Downcycle.

Apa itu Upcycle dan Downcycle?
Upcycle yang sering juga disebut penggunaan kreatif adalah mendaur ulang barang yang tidak dipakai lagi menjadi benda yang bernilai lebih tinggi. Sebagai contoh, celana jeans Anda yang sudah kekecilan Anda buat menjadi menjadi tas.

Sementara downcycle adalah mendaur ulang barang yang bernilai tinggi menjadi bernilai lebih rendah. Contohnya, celana jeans itu Anda jadikan keset.

Kemungkinan besar kita semua pasti sudah pernah melakukan apa yang namanya downcycle di rumah atau di kantor, tanpa pernah sadar kalau itu namanya “downcycle”. Tapi kalau untuk upcycle mungkin tidak semua orang pernah melakukannya, karena  upcycle dekat sekali dengan kreativitas. Dan tentu tidak semua orang bisa mendapatkan ide (atau memiliki waktu) untuk “menyulap” sebuah benda bekas menjadi benda berwujud lain yang juga memiliki kegunaan.

Kami sering sekali tercengang bahagia ketika melihat postingan Kertabumi Klinik Sampah di Instagram, karena apa yang mereka lakukan untuk mengolah sampah sangat kreatif dan menginspirasi. Akun @kertabumikliniksampah ini setiap harinya memosting produk daur ulang baru beserta cara membuatnya. Video tutorialnya juga ada di youtube. “Kami mencoba meng-cover semua jenis sampah yang dihasilkan rumah tangga,”kata Ikbal dari Kertabumi.

upcylce sampah kresek

upcycle tas serut plastik

Ikbal lanjut menjelaskan bahwa dari di antara jenis sampah, kresek menjadi dilema besar, karena jarang ada bank sampah yang mau terima. “Kalaupun ada, nilai jualnya sekitar Rp. 1.200/ kilo (sekitar 50 lembar kresek). Dengan nilai jual serendah itu, sedikit sekali bank sampah, industri daur ulang yang mau menerima. Sehingga hampir seluruh sampah kantong kresek akan berakhir di TPA atau alam,”katanya di diskusi online PaprikaLoca Agustus silam.

Pada umumnya di Indonesia, sampah kresek ada 3 jenis;

  1. HDPE: biasa dipakai di pasar tradisional dan modern. Ciri-cirinya, plastik elastik
  2. LDPE: biasa dipakai di toko baju. Ciri-cirinya, plastik tidak elastik dan mengkilat
  3. PP: biasanya untuk makanan/food grade, ciri-cirinya, bening, biasa ada di toko roti

Rata-rata, kita hanya memakai kantong kresek sekitar 30 menit. Nah, dengan beberapa metode, kantong kresek jadi punya nyawa kedua. Benda yang dihasilkan dari kresek itu pun dapat berumur sampai tahunan. Berikut beberapa produk kertabumi yang berasal dari kresek:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kertabumi Klinik Sampah (@kertabumikliniksampah) on

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kertabumi Klinik Sampah (@kertabumikliniksampah) on

Ikbal mengatakan semua sampah bisa dimanfaatkan lagi, kecuali sampah B3 (limbah beracun). “Semua sisa residu dari proses daur ulang, banyak sekali metode mengolahnya. Salah satunya kami lebur dan dicetak menjadi ubin. Semua proses daur ulang kami tidak menghasilkan sampah lagi.”

upcycle ubin dari sampah
Sampah yang diolah menjadi ubin

Masalah sampah sudah menjadi masalah dunia, mari mulai membereskannya mulai dari membereskan masalah sampah rumah tangga masing-masing.

BACA JUGA: Rapel, Aplikasi Penjemputan Sampah. Sudah pernah coba? 

BACA JUGAKemana Perginya Sampah Jakarta?