Konon Saffron merupakan salah satu wewangian tertua yang dimanfaatkan sebagai parfum oleh masyarakat Yunani dan Romawi kuno. Di abad pertengahan, masyarakat Tiongkok memanfaatkannya sebagai obat. Dan di Asia Selatan, Timur Tengah, dan beberapa wilayah di Eropa, Saffron ditemukan dalam berbagai sajian.

Ya, Saffron juga digunakan sebagai bumbu dapur, tapi bukan bumbu dapur biasa, tapi bumbu dapur termahal di dunia! Pasalnya, harga per gram Saffron hampir mendekati harga per gram emas.

Di online marketplace, kami menemukan Saffron dari Iran yang dibanderol di harga 500 ribu per gram, terpaut sekitar 170 ribuan dengan pasaran harga emas (675  ribu) ketika tulisan ini dibuat.

Saffron
Mengapa Saffron Bernilai Tinggi 

Sebelumnya kita perlu tahu, apa sebenarnya Saffron itu. Saffron bukan bunga, melainkan tangkai putik dari bunga yang namanya Crocus Sativus. Satu bunga Crocus Sativus hanya memproduksi 3-4 tangkai putik yang masih harus diseleksi kualitasnya.

Tangkai putik yang terpilih itulah yang kemudian dikeringkan, lalu dimanfaatkan untuk rempah masakan atau pewarna alami.

Untuk menghasilkan 1 kilogram Saffron, misalnya, diperlukan kira-kira 200.000 bunga Crocus Sativus, sehingga tak heran jika Saffron dihargai tinggi.

“Saffron merupakan salah satu tanaman (spice) yang sangat valuable dan sudah digunakan sejak jaman baheula sebagai pengobatan. Budidaya Saffron butuh effort besar sekali, oleh sebab itu harganya mahal,” ujar Susan Hartono MSc, CHt, nutrisionis dari Self Awareness Network.

Banyak sekali sebutan untuk Bunga yang satu ini. Orang melayu menyebutnya dengan nama kuma-kuma, masyarakat di belahan dunia lainnya menjulukinya dengan berbagai nama mulai dari Vegetable Gold, Gold of Dessert, Spice King, dan Spice Queen.

Berbagai literatur mengatakan bahwa Saffron pertama kali ditanam di di daratan Yunani. Meski begitu, saat ini penghasil Saffron terbanyak berada di Iran, Yunani, Maroko, dan India.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Silk Road Saffron Asia (@silkroadsaffronasia) on Sep 15, 2019 at 10:00pm PDT

Sebagai bumbu dapur, Saffron akan memberikan citarasa yang elegan dan tentu saja mempercantik presentasi dengan warna khas yang dibawanya. Saffron cocok untuk disandingkan dengan berbagai elemen seperti kayu manis, madu, kambing, makanan laut, ayam, rose water, susu hingga es krim.

Jika dijadikan teh, Saffron akan menciptakan warna cantik yang ceria, yang membuatnya sering juga disebut liquid sunshine.

Saffron Untuk Kesehatan Mata Hingga Depresi

Selain untuk makanan, Saffron juga dicari karena beragam manfaat kesehatannya diantaranya menjaga kesehatan mata, jantung, alat reproduksi, hingga sebagai “obat penenang” bagi penderita depresi.

Karena kandungan magnesiumnya tinggi, Saffron juga dikatakan bisa membantu mereka yang sulit tidur. Ia juga masuk dalam daftar nootropics, yaitu obat, suplemen atau zat senyawa yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi kognitif.

Susan mengatakan Saffron memang banyak sekali manfaatnya. “Dari research dan kesaksian, Saffron utamanya digunakan untuk depresi, kecemasan, PMS, dan Alzheimer,”ungkapnya.

Kalau di Indonesia, Saffron bisa dibilang seperti Kelor atau jamur reishi. “Tumbuhan-tumbuhan itu memang memiliki banyak healing property. Tapi bukan berarti dapat menyembuhkan segalanya,”jelasnya.

Manfaat Safron

Cara Membedakan Saffron Asli dan Palsu

Sebagai rempah eksotis dengan harga yang mendekati harga emas, tidak mengherankan kalau banyak pihak yang ingin mencari keuntungan menjual Saffron dengan cara-cara yang curang.

Nah bagaimana kita bisa mengetahui mana Saffron yang asli dan tidak, kita bisa mempelajari dari rasa, aroma, tampilan dan harganya.

  1. Rasa Alami Saffron

Saffron yang asli terasa sedikit pahit jika diletakkan di lidah. Jadi jika Saffron yang Anda beli terasa manis, kemungkinan besar itu palsu…

  1. Wangi Saffron “Manis”, Tapi Rasanya Tidak

Secara alami Saffron memiliki aroma khasnya. Secara umum aroma Saffron sering digambarkan sebagai campuran tanah, tobacco, vanilla, madu, dan manis dan asin.

Maka itu mantra yang harus kita ingat saat memilih Saffron adalah: Saffron yang baik wanginya manis namun rasanya tidak manis.

  1. Warna Saffron Tidak Cepat Luntur  

Saffron yang asli memiliki warna yang unik dan ujungnya bercabang. Saffron yang asli juga tidak akan kehilangan warna aslinya setelah ditaruh ke dalam air. Sebaliknya, yang palsu warnanya akan segera luntur dan tidak kelihatan sama lagi setelah  terkena air.

Warna air yang dihasilkan saffron yang kita inginkan adalah kuning madu. Anda juga bisa mengujinya dengan menempelkannya di jari-jari basah, Saffron akan  mengeluarkan warna merah atau emas atau kuning.

Sebaiknya jangan membeli Saffron bubuk, karena seringnya bubuk ini sudah dicampur dengan kunyit atau bahan lain dan sudah kehilangan rasanya jika dibandingkan yang masih dalam bentuk putik.