Edukasi Seputar Penyakit Autoimun di Indonesia

Marisza Cardoba Foundation (MCF), lembaga yang dikenal gencar mengedukasi masyarakat seputar penyakit autoimun di Indonesia, menggelar diskusi interaktif “Autoimun, Teman Hidupmu?”, Maret silam di Priamanaya Energy Building, Menteng, Jakarta Pusat.

Acara ini diadakan bertepatan dengan momentum bulan Maret yang ditetapkan sebagai bulan Kepedulian Autoimun Internasional, dan bagian dari Program Nasional Senyum Indonesiaku, sebuah program yang diprakarsai oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof.Dr.Yohana Susana Yembise Dipl.Apling.

Diskusi ini diisi oleh para pembicara yang membawakan beragam topik yang perlu diketahui seputar autoimun, baik oleh penyandang, care giver, termasuk orang yang sehat sekalipun.

Beragam bahasan yang dibawakan para ahli antara lain seputar mitos dan fakta autoimun, mengolah dan memilih makanan yang aman, teknik rileksasi Pranic Healing, hingga Public Speaking.

Pakar autoimun Indonesia Dr.dr Iris Rengganis
“Autoimun bisa dikendalikan dengan Lima Dasar Hidup Sehat,”ujar Dr.dr Iris Rengganis Sp.PD, KAI
Jovita Hardoyo Pranic Healing Indonesia
Jovita Hardoyo, salah satu pembicara, membawakan teknik relaksasi pranic healing yang dapat membantu pengendalian autoimun.

Menurut Ketua Dewan Pengurus MCF

“Kasus non-communicable disease (NCD), salah satunya autoimun mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai belahan dunia.

Konon, kondisi ini utamanya disebabkan oleh gaya hidup masyarakat dunia yang cenderung serba instan serta tingkat cemaran stress dan polusi yang tinggi.

Di Amerika Serikkat, autoimun menduduki peringkat ke-3 penyakit mematikan yang diidap oleh 50 juta penduduk, sebagian besarnya perempuan dan anak,” jelas Ketua Dewan Pengurus MCF, dr. Fransiska Hardi, Sp.PD

“Acara-acara seperti ini juga kami gunakan sebagai alat untuk mengingatkan masyarakat secara umum untuk menjalankan pola hidup sehat.

Terkadang, banyak orang karena tidak mengalami gangguan kesehatan, tidak terlalu peduli untuk menjalani pola hidup sehat.

Kasus-kasus autoimun menjadi pengingat kepada kita semua kalau siapapun bisa mengalami autoimun.

Memang umumnya perempuan dan anak-anak, tapi laki-laki juga bisa. Maka alangkah baiknya jika kita semua menjalani LDHS untuk meningkatkan kualitas hidup kita,” ungkap Marisza Cardoba, pendiri MCF.

LDHS adalah Lima Dasar Hidup Sehat yang terdiri dari;

  1. Gaya Hidup Sehat (Makanan bebas 5P)
  2. Aktif Mandiri (olahraga 30 menit sehari, menanam makanan sendiri)
  3. Pengendalian Stress (Ibadah, Komunikasi Positif)
  4. Terus Belajar (mengetahui informasi obat)
  5. Hidup Positif (Bekerja Cerdas, tersenyum setiap saat)
bulan kepedulian autoimun internasional
Para penyintas dan para ahli saling berbagi dan saling menguatkan

Kesimpulan “Autoimun Dapat Dikendalikan Dengan LDHS (Lima Dasar Hidup Sehat)”

Pakar Autoimun yang juga Ketua Besar Perhimpunan Alergi Imunologi dan Ketua Dewan Pembina MCF, Dr.dr Iris Rengganis Sp.PD, KAI menegaskan pentingnya LDHS untuk dijalankan siapapun yang ingin hidup semakin sehat dan produktif.

“Saya sebagai ODAI jenis Sjorgen Syndrome sangat merasakan dampak positif dari penerapan LDHS secara holistik, disiplin, dan berkesinambungan.

Autoimun sangat mudah dikontrol, dan untuk mencapai remisi (hidup sehat tanpa obat) sangat mungkin terjadi,”ungkapnya.

Dalam acara yang dihadiri oleh sekitar 200 ODAI (orang dengan Autoimun), MCF juga memperkenalkan AiFit, aplikasi berbasis android yang dilengkapi dengan berbagai fitur yang berguna untuk membantu ODAI, seperti menyimpan rekam medis, mengingatkan jadwal makan atau minum obat, literatur tentang autoimun, hingga “market” yang memungkinkan pada ODAI berinteraksi dengan pedagang produk-produk organik.

BACA JUGA : Ibu Guru Ini Masih Mengajar Meski Hidup Dengan 5 Jenis Autoimun di Tubuhnya