Mitos Seputar Madu 

“Kalau madu kamu didatangi semut, berarti itu madu itu palsu karena ada campuran gulanya.”

“Kalau dikerubungi semut, justru madu asli. Madu kan alami, wajar kalau semut suka.”

“Tanda madu bagus itu dikemas di botol plastik, yang kemasannya botol kaca adalah madu yang kandungan airnya tinggi.”

 “Madu asli tidak beku kalau disimpan di kulkas.”

Pernah, dong dengar sebagian atau mungkin semua pembahasan soal madu di atas? Mitos dan salah kaprah seputar madu memang banyak berkeliaran di masyarakat sehingga banyak dari kita jadi ragu apakah madu yang kita beli itu madu “asli” atau “palsu”.

Untuk menghapus rasa penasaran, kami bertanya pada praktisi yang sehari-hari bergumul dengan madu, yaitu  Theophila Aris Praptami, Wakil Direktur Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI).

Yuk, kita simak agar lebih tahu cara memilih madu yang benar!

Tami jaringan madu hutan in
Theophila Aris Praptami, Wakil Direktur Jaringan Madu Hutan Indonesia.

Bagaimana Cara Menyimpan Madu Yang Benar? Di Kulkas atau Suhu Ruangan? 

Ketika bereaksi dengan suhu dingin, beberapa madu akan mengkristal. Mungkin kamu pernah dengar cream honey atau white honey, itu adalah kristalisasi madu.

Ketika suhu berubah, ada pemisahan antara glukosa dan air. Semakin rendah suhunya, semakin cepat madu mengkristal.

Hanya saja masyarakat Indonesia belum familiar tentang kristalisasi madu. Ketika dimasukkan ke kulkas dan menggumpal, orang akan complain dan menganggap madu tersebut madu “palsu”.

Kristalisasi Madu Cream honey
Cream Honey atau White Honey adalah madu yang mengkristal.

Jika dimasukkan kulkas, memang madu akan menggumpal, tapi tetap bisa dibedakan antara madu murni dan tidak. Ketika menggumpal dan disentuh jari, madu murni akan segera mencair mengikuti suhu jari itu. Beda kalau madunya dicampur bahan lain, misalnya gula, maka dia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencair.

Jadi menyimpan madu cukup di suhu ruang, meski begitu tidak masalah juga jika disimpan di kulkas.

Apakah Madu Ada Masa Kedaluwarsanya?

Pada dasarnya madu tidak ada masa expired, dengan catatan dia disimpan dengan benar.

Lalu kenapa di kemasan madu ada masa kedaluwarsa? Karena regulasi di Indonesia mengharuskan semua produk makanan mencantumkan kode masa kedaluwarsa. Maka itu kalau madu kamu sudah lewat masanya, asal kamu menyimpannya dengan benar, sebenarnya madu itu tetap aman untuk dikonsumsi.

Berbeda kalau madu itu dicampur dengan bahan lain. Maka yang perlu kita lakukan adalah jeli ketika membeli, tahu sumbernya.

Madu asli pasti ada reaksi kimia alami seperti fermentasi. Bisa juga mengalami perubahan warna, tapi itu tidak masalah jika dikonsumsi.

Madu hutan hasil petani anggota JMHI saya pastikan 100% murni. Setiap madu yang kita jual bisa dilusuri petaninya siapa, sumbernya dimana, penennya kapan.

Apakah Semut Bisa Jadi Indikator Kemurnian Madu?

Sering ada anggapan kalau madu yang asli tidak disemutin, atau sebaliknya justru madu yang asli itu disemutin.

Madu memiliki komposisi struktur karbohidrat kompleks; yaitu ada frucktose, glucose, sucrose. Normalnya, madu memang pasti didatangi semut.

Lalu, kenapa ada madu yang disemutin dan ada yang tidak?

Yang membedakan adalah aroma bunganya, ada yang disukai semut, ada juga yang tidak.

Apa Bedanya Madu Hutan dan Madu Ternak?

Perbedaan Lebah Ternak dan Hutan

Lebah ternak merupakan jenis Apis cerana dan Apis melifera, sedangkan lebah hutan (Apis dorsata) merupakan lebah madu Asia yang paling produktif menghasilkan madu.

Spesies ini berkembang hanya di kawasan sub-tropis dan tropis di Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Nepal, dan tidak terdapat di luar Asia.

Beda wilayah beda pula hasil madunya, bahkan hanya jarak beberapa kilometer atau dalam satu hutan, warna dan kadar airnya berbeda warna.

Di JMHI sendiri ada madu dari Sumbawa, Ujung Kulon, Kalimantan Barat, Sulawesi. Ibu dan anak-anak biasanya suka Sumbawa, karena ciri khasnya manis asam. Dewasa sampai kakek nenek cenderung ke Kalimantan karena manis sedikit pahit.

Pengaruh Curah Hujan 

Curah hujan juga berpengaruh terhadap madu. Jika curah hujan terlalu tinggi, otomatis bunga rontok dan lebah juga tidak mendapatkan makanan, sehingga produksi madu menurun.

Sebaliknya, bunga juga tidak bisa bertahan dalam kondisi panas yang ekstrem. Inilah mengapa lebah madu jenis Apis dorsata hanya terdapat di iklim tropis dan sub-tropis, seperti di hutan Indonesia, karena curah hujan dan kondisi panas yang sedang mendukung kelangsungan hidup spesies ini, dengan catatan selama hutan masih terjaga dengan baik.

Madu Sumbawa, Ujung Kulon, Kalimantan Barat, Sulawesi.
Setiap daerah penghasil memiliki cita rasa sendiri, mulai dari Sumbawa, Ujung Kulon, Kalimantan Barat, Sulawesi.

Mengonsumsi Madu Tidak Boleh Pakai Sendok Logam?

Betul, untuk madu yang memiliki kandungan propolis. Untuk mengonsumsi madu trigona atau melifera, masyarakat akan diedukasi seperti itu karena jenis madu tersebut ada kandungan propolisnya. Ketika alumunium bersentuhan dengan propolis, ia akan menimbulkan korosi dan bisa berkarat.

Madu hutan tidak mengandung propolis, jadi aman saja jika pakai sendok logam.

Apakah Karena Alami Jadi Semua Madu Bisa Dibilang Organik?

Belum tentu. Untuk memastikan, bisa dilihat apakah ada sertifikasinya. Madu JMHI dari Kalimantan Barat sudah ada sertifikat organik.

BACA JUGA: Resep Sirup Probiotik Alami dari Jahe, Lemon, Madu