Ecoxyztem (PT Greeneration Indonesia), sebuah venture builder untuk startup yang bergerak di isu lingkungan dan perubahan iklim (Climate Tech) baru saja mendapatkan pendanaan dari beberapa investor lokal dan global.

Pendanaan yang tidak disebutkan jumlahnya tersebut diperoleh dari beberapa investor korporasi di Indonesia seperti PT TAP Applied Agri Services, PT Konservasi Hutan Indonesia, investor global Pegasus Tech Ventures serta investor individu oleh Roni Pramaditia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Medco.

Keberhasilan Ecoxyztem dalam mendapatkan pendanaan ini membuktikan bahwa semakin banyak pemangku kepentingan yang percaya pada bisnis di sektor lingkungan, sebuah sinyal positif bagi bidang climate-tech yang saat ini mulai tumbuh dan berkembang pada ekosistem startup di Indonesia.  Dana yang diperoleh akan digunakan sebagai modal kerja untuk mengembangkan setidaknya empat startup pertahun secara intensif, dan menjangkau lebih lebih banyak lagi pelaku usaha di bidang climate-tech yang dapat berkontribusi menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia.

Menurut Jonathan Davy, Co-Founder dan CEO dari Ecoxyztem, proses venture building dari Ecoxyztem dibutuhkan para ecopreneur (pendiri usaha lingkungan) pada tahap awal pengembangan usaha mereka. Ecoxyztem menjadi co-founder institusional untuk startup dengan memfasilitasi pertumbuhan bisnis mereka melalui metodologi yang disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Sesuai pilar kerjanya, Ecoxyztem mencoba menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, bantuan berupa venture architects untuk pemodelan bisnis, dan mendukung penetrasi pasar dengan business matchmaking, serta penggalangan pemodalan. Hal ini dipercaya dapat membantu para startup untuk mengurangi risiko investasi dan membantu meningkatkan kepercayaan investor yang akan berinvestasi pada startup terkait penanganan isu lingkungan, termasuk isu krisis iklim, kata Jonathan Davy.

Saat ini, Ecoxyztem memiliki 4 portofolio startup yaitu Waste4Change di bidang pengelolaan sampah, ReservoAir yang mengatasi masalah banjir, Ravelware yang menggerakan transisi industri hijau, dan Enertec yang bekerja di sektor efisiensi energi.

Selain itu, ada juga program-program seperti Circular Jumpstart, Urban Innovation Challenge, dan Climate Innovation League yang telah menjadi media bagi Ecoxyztem untuk mengenal lebih dekat dengan setidaknya 45 startup climate-tech di Indonesia melalui program kelas pembelajaran dan mentorship.

”Ecoxyztem lahir dari keprihatinan terhadap isu kerusakan lingkungan yang tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan solusi mengatasi kerusakan tersebut. Melalui model pengembangan venture builder kami percaya akan dapat mendorong terciptanya solusi yang lebih inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan di sekitar kita,” kata Bijaksana Junerosano selaku Presiden Direktur Ecoxyztem.

Melanjutkan sambutan baik yang telah diterima, saat ini tim Ecoxyztem sedang membuat gerakan #PercayaEcopreneur untuk membangkitkan pengetahuan masyarakat tentang adanya solusi startup climate-tech, meningkatkan kepercayaan diri kepada para ecopreneur, hingga nantinya masyarakat bisa lebih antusias untuk menggunakan solusi yang ditawarkan oleh para startup lingkungan.

“Potensi pemuda Indonesia sangat luar biasa. Oleh karena itu, kita harus mendukung gerakan ini agar dapat mengatasi permasalah lingkungan, sembari membuka lebih luas peluang kerja ramah lingkungan (green jobs). Mari kita bersama mendukung Ecoxyztem dan gerakan #PercayaEcopreneur,” kata Roni Pramaditia, Ketua Yayasan Medco.

BACA JUGA: 5 Aplikasi Ini Bantu Kamu Hindari Food Waste