Jepara mungkin paling dikenal sebagai pusat kerajinan seni kayu, salah satu potensi daerah yang sudah menjadi kebanggan nasional. Saking lekatnya dengan kayu, para pengerajin mebel ukir Jepara punya ungkapan khusus akan hal ini: “Hidup atau mati bersama-sama dengan kayu”.

Nah, karena identik sebagai daerah untuk cari furnitur, banyak orang tidak terpikirkan akan Jepara kalau mau jalan-jalan, karena khawatir tidak akan banyak hal yang bisa dilihat selain belanja mebel. Padahal sebenarnya, Jepara menawarkan banyak hal lain. Selain berbagai tempat historis seni pahat dan ukir, alamnya pun tak kalah menarik untuk disambangi.

Pantainya Ibu Kartini

Kamu yang senang main ke pantai, wajib berkunjung ke Pantai Kartini yang terletak dua setengah kilometer ke arah barat kabupaten Jepara. Yang bepergian dengan anak-anak kecil bisa singgah ke akuarium kura-kura, taman bermain anak (ada komedi putar sampai perahu arus), atau sekadar duduk santai di gazebo, atau melamun sambil menikmati pemandangan pantai yang masih bersih.

Rasanya memang tidak ada nama lain yang lebih pantas untuk pantai ini. Selain diberi nama untuk menghormati R.A. Kartini, pantai ini ternyata memang dekat dengan rumah rumah Ibu Kartini yang kini menjadi pendopo kabupaten. Menurut cerita masyarakat sekitar, Ibu Kartini pun sering bermain di pantai.

Menurut kami, waktu paling tepat untuk singgah ke Pantai Kartini adalah seminggu setelah lebaran karena banyak digelar pertunjukkan tradisional yang bisa jadi hiburan selama di sini.

Temukan Bali di Jawa

Kalau masih belum puas dengan keindahan laut, kamu bisa teruskan perjalanan ke Karimunjawa. Disebut-sebut sebagai Bali di tengah Jawa, daerah salah satu kecamatan Jepara ini tersebar di 27 pulau, dengan penduduk sekitar  8.000 jiwa. Sebagai salah satu cagar laut paling potensial di Indonesia, Karimunjawa juga menawarkan pemandangan alam yang sulit dicari tandingannya.

Untuk berkeliling Karimunjawa, kamu bisa naik kapal dari dermaga Pantai Kartini. Ada dua pilihan, yaitu KMP Muria, kapal besar yang menempuh perjalanan sekitar lima jam, atau jika mau lebih cepat, kamu bisa naik speedboat Kartini I yang memakan waktu dua jam saja.

Puluhan pulau ini menawarkan beragam aktivitas wisata. Tinggal pilih, mau aktivitas atas, bawah laut, atau keduanya. Kamu bisa berlama-lama snorkeling atau diving, bisa juga memancing sembari menikmati belaian udara segar laut lepas. Kamu yang suka memotret satwa langka bakal menemukan banyak objek untuk diburu di sini, seperti menjangan, landak, ular edor, sampai ikan lele tanpa patil.

Kalau masih ada waktu, kamu bisa melengkapi pelesir dengan mampir ke desa Bucu, kecamatan Kembang, sekitar 30 kilometer bagian utara kota Jepara. Di desa ini ada air terjun Songgolangit yang tingginya mencapai 80 meter. Berdasarkan hikayat yang dipercaya masyarakat sekitar, air terjun ini berkhasiat untuk membuat manusia awet muda dan panjang umur. Maka itu kamu akan lihat banyak orang ke sini untuk membasuh muka.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by JEPARA (@explorejepara)

 

Tapi kalau kamu tidak tertarik berbasah-basahan, kamu bisa bersantai menikmati pemandangan indah dan udara sejuk. Lucunya, di dekat air terjun banyak kupu-kupu aneka warna beterbangan, sehingga berada di sini menyenangkan mata, hati dan pikiran.

Untuk tempat menginap, di Jepara ada beberapa pilihan penginapan yang membalut kenyamanan, nilai tradisional, dan alam. Beberapa diantaranya adalah Palm Beach Resort di Bandengan dan Kura-Kura Resort yang punya pemandangan bagus dan fasilitas mumpuni yang bisa membuat kamu tidak kehabisan kegiatan selama liburan. Keduanya mendapat review sangat baik di situs-situs booking hotel.

Kuliner Jepara

Wisata kuliner selalu jadi bagian yang menyenangkan di setiap perjalanan. Untuk mendapat rasa asli Jepara, cicipi adon-adon coro, minuman khas yang merupakan campuran jahe, santan, dan irisan kelapa bakar. Paling enak diminum hangat-hangat sembari beristirahat.

Ada juga moto belong, jajanan sederhana yang terbuat dari ketela, dibungkus daun pisang dengan isi buah pisang yang sudah masak. Protokol standarnya, moto belong diimbuhi parutan kelapa campur gula merah.

Kuliner tradisional lain seperti horok-horok yang terbuat dari sagu dengan rasa asin juga tak kalah menarik dicoba. Kalau mau lebih dalam mengeksplorasi kuliner Jepara, cobalah menyambangi lapangan Kenari, desa Purwogondo yang menyediakan aneka makanan ringan dan minuman sedap penggoyang lidah.

BACA JUGA: Traveling Nyaman Anti Masuk Angin Pakai Habbie Aromatic Telon Oil