Penulis: Sendy Halim

Wabi Sabi mengajak kita membawa alam ke rumah. Maksudnya di sini tentu saja bukan membawa seisi alam semesta ini ke dalam rumah kamu ya, melainkan mengambil unsur alam untuk dijadikan sebagai perabotan, alat dapur, atau dekorasi rumah.

Mengutip dari Japana Home, Wabi Sabi merupakan filosofi hidup orang Jepang yang mengajak kita menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan, dengan memanfaatkan hidup sebaik-baiknya.

Konsep ini mendorong kita agar lebih fokus pada apa yang telah kita miliki dibanding berharap berlebih pada apa yang tidak (atau belum) kita terima. Dalam dunia modern dengan informasi yang tak terbatas, Wabi Sabi bisa menjadi pengingat bahwa tak selamanya hal yang terlihat sempurna dan banyak menjadi hal yang paling berarti.

Begitu pula dalam menata rumah. Kita bisa menemukan banyak sekali pilihan dekorasi rumah dengan harga yang bervariasi. Banyaknya pilihan ini secara tidak sadar membuat kita perlu memilih mana yang lebih baik dan tak jarang mendorong kita untuk membeli lebih banyak barang atau mengoleksi sesuatu.

Wabi Sabi identik dengan alam, sebagai sumber  kehidupan. Konsep ini mengajak kita memanfaatkan apa yang tersedia di alam sekitar kita, yang dapat diperoleh dengan mudah dengan biaya yang tidak terlalu mahal, sehingga dekorasi rumah yang terbentuk juga terkait dengan alam.

Wabi-sabi berarti menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan
Wabi-sabi berarti menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan.
Selaras dengan konsep minimalisme, Wabi-Sabi melihat less is more.
Selaras dengan konsep minimalisme, Wabi-Sabi melihat less is more.
"Ketidaksempurnaan" benda alam menjadi dekor rumah yang estetik dan menawan.
“Ketidaksempurnaan” benda alam menjadi dekor rumah yang estetik dan menawan.

Berikut lima langkah sederhana untuk menerapkan konsep Wabi Sabi ke rumahmu:

1. Utamakan warna netral atau tone warna alam

Warna coklat, hitam, putih, krem, hijau yang merupakan tone warna alam yang dekat dengan interior konsep Wabi-Sabi. Liz Besanson, seseorang yang menerapkan konsep ini mengatakan di Youtube pribadinya bahwa warna tersebut menyiratkan ketenangan dan ketentraman sebagaimana sifat alamiah alam.

2. Menggunakan furnitur berbahan alam

Jika memilih furnitur, pilihlah yang berbahan kayu, batu, rotan, daun kering, dan bahan alam lainnya. Hal ini selaras dengan inti Wabi-Sabi yaitu melihat keindahan dari benda-benda alam di sekitar kita dan memanfaatkannya dengan bijak.

Mereka yang menerapkan konsep ini juga lebih memilih untuk membeli produk bekas yang masih dapat digunakan dari penjual ataupun pengrajin, dengan maksud menghargai barang yang masih layak digunakan kembali, melihat keunikan dari barang tertentu, hingga mengurangi sampah.

3. Meletakan tanaman di dalam atau sekitar rumah

“Wabi-Sabi berpusat pada asimetri, kesederhanaan, dan keintiman. Konsep ini bisa dibilang menolak ide kesempurnaan, dan sebaliknya berfokus pada apa yang alami dan nyata, dan tanaman bisa menyiratkan konsep sentuhan alami tersebut,“ ucap Karina Sun, Pendiri perusahaan tempat tidur Crane & Canopy yang juga tertarik dengan filosofi ini.

4. Tidak menumpuk terlalu banyak barang

Konsep ini mendorong agar kita lebih sadar akan apa yang ada di sekitar rumah, dan hanya menyimpan atau memakai barang yang berarti bagi kita. Hal ini sejalan dengan konsep tata rumah minimalisme yang meminimalisir barang yang berpotensi menimbulkan kekhawatiran dan kewalahan untuk dirawat atau dibersihkan.

5. Tidak memaksakan untuk selaras

Gambaran akan rumah “sempurna” umumnya memperlihatkan warna ataupun tata letak setiap barang yang berpadu secara apik dan simetris. Kebalikan dengan Wabi-Sabi, konsep ini percaya kalau tidak segalanya harus selaras untuk bisa dikatakan benar dan tepat.

Membeli lebih banyak barang untuk berusaha mencapai kesempurnaan tata rumah bukanlah apa yang dimaksud filosofi Wabi-Sabi. Warna yang terlihat “menabrak”, misalnya, bukanlah suatu hal yang salah dan harus diperbaiki.

Sophie, pemilik akun Youtube Malama Life, mengatakan bahwa yang terpenting bukanlah barang dan warna yang harus dimiliki, melainkan pola pikir serta penerapan konsep di balik Wabi-Sabi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Pola pikir itulah yang kemudian akan memandu kita dalam menata rumah.

Nah, setelah mengenal Wabi-Sabi, apakah kamu tertarik menerapkannya?

BACA JUGA: 8 Cara Menuju Rumah Lebih Hijau