Kita pasti sudah akrab dengan ikon tiga panah yang membentuk lingkaran yang merupakan simbol daur ulang. Tetapi tahukah kamu hanya karena suatu produk mencantumkan simbol daur ulang tersebut, tidak berarti kita harus membuangnya ke tempat sampah daur ulang.

Beberapa produk menyematkan simbol daur ulang pada kemasannya untuk menunjukkan kalau produk tersebut dibuat dari bahan daur ulang, bukan selalu berarti kalau produk itu dapat didaur ulang lagi.

Perbedaan Recyclable dan Recycled

Recyclable adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bahan yang dapat diolah ulang dan diproduksi kembali menjadi produk baru. Contoh bahan yang dapat diolah ulang adalah kertas, botol plastik, kaleng, dan baja. Konsep ini berkaitan dengan potensi bahan untuk diolah ulang.

Sementara itu, recycled merujuk pada bahan yang telah diolah ulang dan diproduksi kembali menjadi produk baru. Ini menunjukkan bahwa bahan tersebut telah selesai diproses dan digunakan kembali.

Daur Ulang Bukan Berarti Proses Terus Menerus

Tentunya kita akan suka dengan bayangan sebuah material yang bisa didaur ulang tanpa terbatas sehingga bisa digunakan terus menerus. Tapi faktanya, proses daur ulang bukan seperti itu. Misalnya, kertas hanya dapat didaur ulang lima sampai tujuh kali sebelum mulai terdegradasi.

Hal yang sama berlaku untuk plastik. Laporan Nasional geografis mengatakan “Plastik hanya dapat didaur ulang sekitar 2-3 kali sebelum kualitasnya menurun hingga tidak dapat digunakan lagi.”

Jadi setiap kali plastik didaur ulang, ada bahan baru (virgin material) yang harus ditambahkan lagi untuk meningkatkan kualitas dan membuatnya bersaing dengan plastik baru di pasaran.

Jadi, sebenarnya, kalau sesuatu dibilang dapat didaur ulang, itu hanya untuk jangka waktu yang terbatas.

Kaca adalah satu pengecualian karena kaca bisa didaur ulang terus menerus tanpa kehilangan kualitas atau kemurniannya.

Penting juga untuk kita membedakan antara material daur ulang pre-consumer, yaitu bahan yang terbuat dari limbah pabrik dan belum sampai ke konsumen, dengan materiak daur ulang post-consumer, yaitu material yang telah digunakan, dibuang, dan dibuat menjadi produk baru.

Jika sebuah produk tidak menjelaskan kalau produknya dibuat dari material daur ulang post-consumer, mungkin memang begitu.

BACA JUGA: 7 Film Dokumenter Fast Fashion yang Wajib Ditonton