Kandungan Dalam Sunscreen Jadi Racun Untuk Terumbu Karang

Selama puluhan tahun kita telah mendengar tentang pentingnya menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya dari matahari.

Tabir surya dianjurkan dokter kulit, bahkan wajib untuk kita yang banyak beraktivitas di luar ruangan. Selain menjaga kesehatan kulit, banyak juga orang yang mendapat manfaat tambahan, yaitu kulitnya jadi lebih bagus.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melindungi diri dari radiasi, brand kecantikan berlomba mengeluarkan produk sunscreen-nya. Dengan begitu banyaknya pilihan yang tersedia di pasaran sekarang, kita perlu lebih cermat lagi sebelum menjatuhkan pilihan. Karena tahukah kamu, kalau hal sekecil tabir surya bisa ikut merusak lingkungan?

Di sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science, para peneliti Stanford menemukan oxybenzone, bahan kimia beracun di sebagian besar tabir surya. Dijelaskan, bahwa bahan yang ada di sekitar 3,500 produk tabir surya ini “menyebabkan tingginya kematian anemon laut di bawah simulasi sinar matahari termasuk radiasi ultraviolet (UV).”

Dengan kata lain, bahan kimia yang melindungi manusia dari sinar UV matahari memberikan efek sebaliknya pada karang.

Penelitian sebelumnya telah menetapkan oxybenzone dan bahan kimia lainnya seperti benzophenone-1 dan octinoxate sebagai bahan berbahaya. Pasalnya, bahan kimia ini tidak hanya merusak terumbu karang tapi juga ganggang hijau, lumba-lumba, bulu babi, dan satwa laut lainnya.

Diperkirakan 14.000 ton tabir surya berakhir di lautan setiap tahun. Dan ini bukan hanya berasal dari kita ketika berenang waktu liburan di Labuan Bajo atau daerah wisata laut lainnya. Tabir surya yang kita bilas ke saluran pembuangan saat mandi akhirnya juga akan berujung ke laut. Selain itu, semprotan aerosol yang praktis dapat menyebarkan partikel tabir surya ke seluruh pasir. Saat air pasang datang, bahan kimia ini bisa terbawa ke laut.

Tabir surya telah menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit kita sehari-hari, tetapi sayangnya banyak produk yang menggunakan bahan yang dapat merusak kehidupan laut. Karenanya beberapa destinasi seperti Hawaii sejak 2018 sudah melarang penggunaan tabir surya tertentu. Kebijakan ini diikuti destinasi lain termasuk Palau, Kepulauan Virgin AS, Key West, dan Bonaire sedang dalam proses melarang tabir surya beracun. Semoga ini juga diikuti oleh destinasi wisata di Indonesia, ya.

Pertanyaannya adalah bagaimana caranya, kok mereka bisa rusak gara-gara tabir surya?

Karang biasanya ditutupi oleh zooxanthallae yang merupakan ganggang mikroskopis. Makhluk kecil ini menyerap cahaya dan membuat makanan bagi karang melalui fotosintesis.

Ketika terjadi peningkatan suhu air atau polusi dari bahan kimia yang ditemukan di tabir surya, karang akan menjadi stress dan mereka akan menolak zooxanthallae. Padahal, makhluk-makhluk kecil ini adalah penyelamat bagi karang. Tanpa mereka, karang akan kehilangan sumber makanan dan oksigen utama dan beragam warna yang membuat karang terlihat indah.

Karang yang memutih lebih rentan terhadap penyakit. Pertumbuhannya terhambat dan kerusakannya akan berdampak negatif bagi biota laut di sekitarnya. Meskipun mungkin bagi beberapa untuk pulih, sebagian besar karang yang memutih akan mati kelaparan.

Tapi bukan hanya tabir surya kimia yang berbahaya. Tabir surya mineral terkadang mengandung partikel nano yang sangat kecil sehingga dapat diserap oleh kehidupan laut. Mineral ini beracun bagi banyak spesies laut dan dapat menyebabkan stres dan akhirnya kematian, bahkan pada konsentrasi rendah. Selain kerusakan yang ditimbulkan pada karang, tabir surya dapat menurunkan kesuburan pada ikan; menumpuk di lumba-lumba; merusak sistem kekebalan bulu babi dan merusak anak-anaknya; dan mengganggu fotosintesis pada alga.

Ternyata tabir surya yang kelihatannya kecil, dampaknya bisa merusak sekali, ya.

brand sunblock
Beberapa brand sunblock yang beredar di pasaran. Foto: PaprikaLiving

Kenali Tabir Suryamu

Ada dua jenis utama tabir surya: fisik (mineral) dan kimia. Tabir surya mineral bertindak sebagai penghalang fisik di atas kulit Anda. Cara kerjanya membelokkan atau memantulkan sinar matahari dari tubuh. Ketika dioleskan kita bisa melihat ada lapisan krim berwarna putih di kulit, dan terasa berat atau tebal di kulit.

Tabir surya kimia, mengandung senyawa sintetis. Bekerja dengan cara menyerap sinar UV sebelum mencapai kulit Anda. Umumnya yang dikeluarkan brand skincare adalah jenis ini, karena mudah menyatu dengan kulit sehingga bisa menjadi bagian dari ritual skincare.

Saat membeli tabir surya… pikirkan yang aman untuk kamu dan terumbu karang!

Kategori tabir surya yang ‘Reef-safe’ belum jelas aturannya. Jadi saat membeli sunscreen, periksa labelnya dan pertimbangkan beberapa hal berikut:

  • Hindari aerosol – tabir surya yang disemprotkan menciptakan awan kimia yang mengendap di pasir. Ketika air pasang datang, bahan kimia ini terbawa ke laut.
  • Hindari yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti Oxybenzone, Benzophenone-1, Benzophenone-8, OD-PABA, 4-Methylbenzylidene camphor, 3-Benzylidene camphor, Octinoxate, dan Octocrylene.
  • Pilih tabir surya mineral yang menggunakan bahan-bahan seperti seng oksida atau titanium dioksida. Tetapi ingat bahwa tidak semua tabir surya mineral aman untuk terumbu karang. Agar aman bagi terumbu karang, bahan-bahannya harus “non-nano”, atau berukuran lebih besar dari 100 nanometer, karena ini mengurangi kemungkinan diserap oleh kehidupan.

Apa pilihan produk tabir surya kamu? Share di komen ya!

BACA JUGA: 7 Film Yang Bikin Kamu Lebih Sayang Lingkungan