Rasanya kita semua sudah tahu kalau makanan kemasan bukanlah makanan yang terbaik atau ideal untuk kesehatan kita.

Umumnya makanan kemasan sarat akan garam, trans fat dan bahan-bahan seperti pengawet yang dapat merugikan tubuh. Nah sayangnya, bahan-bahan tambahan ini tidak mudah diidentifikasi, karena mereka tersembunyi di balik berbagai nama dan kode, dan label pada kemasannya umumnya juga ditulis dalam ukurang kecil yang membuat kita tidak mudah untuk membacanya.

Ironis, karena sebenarnya informasi ini justru penting untuk kita ketahui sebagai konsumen yang mengeluarkan uang untuk membeli produk tersebut.

Lalu Bagaimana Cara Menghindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya?

Yang paling sederhana adalah mulai dengan memahami aditif paling umum dan berbahaya yang paling sering ditemukan pada makanan.

Inilah 5 bahan yang paling umum itu.  Simpan ini sebagai catatan di smartphone Anda sebagai contekan ketika pergi berbelanja!

1.Pemanis Buatan Aspartam, (E951) lebih dikenal sebagai “gula diet” atau “bebas gula”

Aspartam bukan teman kita. Ia adalah nama lain dari gula buatan. Rasa manisnya terasa palsu, tapi melebihi rasa manis gula alami.

Terkadang kita tidak sadar sudah mengonsumsi aspartam. Berbagai penelitian menunjukkan aspartam dilaporkan dapat mengikis kecerdasan dan mempengaruhi memori jangka pendek. Sebuah studi menyimpulkan hubungan antara gula dan minuman dengan pemanis buatan dengan risiko stroke dan dementia.

Konsumsi pemanis buatan pada dosis tertentu dikatakan aman dan berguna karena kalorinya rendah. Meski begitu data pendukungnya masih sedikit dan masih kontroversial hingga kini. Contohnya saja, komponen pemanis beracun ini dikatakan dapat menyebabkan Parkinson, namun ternyata belum ada penelitian yang benar-benar memastikan adanya hubungan diantara keduanya.

Konsumsi Aspartam juga dipercaya menyebabkan tumor otak, limfoma, diabetes, hingga gangguan emosi seperti depresi dan kecemasan serangan, pusing, sakit kepala, mual, kebingungan mental, migrain dan kejang.

Nah, karena masih menjadi kontroversi, lebih baik kita hindari dulu ketimbang mengambil risiko yang tidak perlu. Cermati label kandungan pada produk yang kamu beli. Kalau dalam daftarnya ada aspartam, taruh saja kembali ke rak.

Ditemukan di: Gula diet, Gula “nol kalori”, beberapa vitamin yang larut dalam air.

2. High Fructose Corn Syrup (Sirup Jagung Tinggi Fruktosa)

High Fructose Corn Syrup (HFCS) adalah pemanis buatan yang sangat halus yang telah menjadi sumber kalori nomor satu di Amerika Serikat. Pemanis ini ditemukan di hampir semua makanan olahan. Jadi, cermati jika kamu membeli produk-produk dari Amerika Serikat.

Tubuh kamu akan berterima kasih kalau kamu bisa menghindari HFCS. Lebih cepat dari bahan lain, HFCS akan meningkatkan LDL kadar kolesterol jahat dan berkontribusi terhadap perkembangan diabetes dan kerusakan jaringan.

Ditemukan di: sebagian besar makanan olahan, roti, permen, yogurt, salad dressing, sayur kalengan, sereal.

3. Trans Fat / Lemak Trans

Lemak trans digunakan untuk meningkatkan dan memperpanjang umur sebuah produk makanan. Ini adalah salah satu zat yang ingin kita hindari, setiap waktu.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa lemak trans:

  1. Meningkatkan kadar kolesterol LDL sekaligus mengurangi HDL ( kolesterol baik),
  2. Meningkatkan risiko serangan jantung,
  3. Penyakit jantung dan stroke,
  4. Memperparah peradangan,
  5. Diabetes dan Masalah kesehatan lainnya.

Kamu bisa membaca salah satu studinya di sini. Denmark menjadi negara pionir yang melakukan pelarangan terhadap trans fat. Minyak dan lemak yang mengandung asam lemak trans melebihi 2 persen telah dilarang di negara itu sejak 2003. Sebuah langkah yang efektif melarang minyak terhidrogenasi dan diharapkan dapat diikuti negara-negara lain.

Ditemukan di: makanan olahan yang digoreng, makanan cepat saji yang dibuat dengan margarin, kerupuk, keripik, makanan yang dipanggang.

4. Pewarna Makanan

Studi menunjukkan bahwa pewarna buatan yang ditemukan dalam soda, jus buah dan salad dressing, dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak-anak dan menyebabkan penurunan yang signifikan pada tingkat kecerdasan. Penelitian pewarna makanan pada hewan juga telah dikaitkan dengan kanker.

Hati-hati pada produk yang dalam kandungannnya tercatat: Biru No.1 dan Blue No. 2 (E133)  yang sudah dilarang di Norwegia, Finlandia dan Prancis karena dapat menyebabkan kerusakan kromosom.

Ditemukan di: permen, sereal, minuman ringan, minuman olahraga dan makanan hewan peliharaan.

Pewarna merah #3 (juga Red #40) (E124) Sudah banyak dilarang di beberapa negara sejak tahun 1990.

Telah terbukti menyebabkan kanker tiroid dan kerusakan kromosom pada hewan laboratorium, juga dapat mengganggu transmisi otak-saraf. Ditemukan di: koktail buah, buah cheri, cherry pie campuran, es krim, permen, produk roti dan banyak lagi!

Yellow #6 (E110) dan kuning Tartrazine (E102) – Dilarang di Norwegia dan Swedia, pasalnya meningkatkan jumlah ginjal dan tumor kelenjar adrenal pada hewan laboratorium, dapat menyebabkan kerusakan kromosom.

Ditemukan di: keju Amerika, makaroni dan keju, permen dan minuman bersoda, dan limun.

Untuk lebih banyak mengenal tambahan makanan yang sudah dilarang di berbagai negara, lihat di sini.

Konsumsi rutin MSG dapat menyebabkan efek samping  yang meliputi depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas.

5. Monosodium Glutamat (MSG / E621)

Mungkin inilah “musuh” yang paling familiar dengan kehidupan kita sehari-hari — the devil we know.  

Di Indonesia, banyak orang yang sudah paham untuk menjauhi MSG atau vetsin atau mecin. Tapi kini ada gerakan yang seolah ingin mengedukasi ulang masyarakat kalau MSG tak perlu dijauhi. Pada kadar yang aman sebenarnya aman-aman saja. Senyawa ini adalah asam amino yang digunakan sebagai penambah rasa dalam sup, saus salad, keripik, makanan beku, dan makanan restoran.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi rutin MSG dapat menyebabkan efek samping yang merugikan tubuh yang meliputi depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas.

Ditemukan di: makanan restoran, snack seperti keripik, kue, bumbu.

Untuk lebih banyak mengenal zat tambahan yang sebaiknya kita hindari, baca di sini.

BACA JUGA: Resep Penyedap Makanan Alami