Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen untuk berbelanja dan ikut mengurangi dampak buruk bagi lingkungan, kini banyak alternatif kemasan atau bungkus ramah lingkungan yang bisa jadi pilihan untuk produk jualan kamu.  

 Konsumen akan lebih menghargai bisnis kamu karena bisnis yang kamu jalani berusaha menjadi lebih ramah lingkungan dengan memperhatikan hal yang kelihatan kecil seperti kemasan atau bungkus yang kamu pakai mengirim barang. 

Tapi sebenarnya, apa sih, yang dimaksud dengan kemasan ramah lingkungan atau eco-friendly packaging?

 ‘Eco’ berasal dari bahasa Latin oeco yang berarti rumah. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut habitat, rumah atau bumi. Jadi eco-friendly berarti ramah bumi. Sementara menurut Cambridge Dictionary, eco-friendly berarti dirancang untuk memiliki sedikit atau tidak memiliki efek merusak pada lingkungan.

Eco-friendly packaging adalah kemasan yang menggunakan bahan-bahan yang mudah terurai atau bisa didaur ulang, bisa dipakai ulang, serta tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia.

Ada dua jenis kemasan yang digunakan ketika kita menjual produk. Pertama, kemasan primer, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Kedua, kemasan sekunder, yaitu kemasan yang dipakai untuk mengirim produk.  

Pada dasarnya, sebagai seller kamu bisa turut menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menggunakan kemasan (baik kemasan primer atau sekunder) yang tidak berbahaya untuk bumi. Ketika kamu sedang mempertimbangkan sebuah material untuk dipakai sebagai kemasan, kamu bisa menanyakan pertanyaan berikut :

  1. Reuse – apakah kemasan bisa digunakan berulang kali?
  2. Reduce – apakah pemakaian kemasan sudah sesuai dengan tujuannya, atau berlebihan? Apa aspek kemasan yang bisa dikurangi supaya mengurangi sampah?
  3. Recycle – apakah kemasan bisa didaur ulang?
  4. Repurpose – apakah kemasan bisa dipakai kembali untuk tujuan yang berbeda?

Selanjutnya, pemilihan kemasan sebisa mungkin memenuhi pedoman berikut ini:

  • Penggunaan plastik seminim mungkin

Dengan perkembangan teknologi, kini banyak alternatif kantong plastik yang terbuat dari bahan alami seperti singkong dan jamur. Memang tidak semua produk bisa terlepas dari penggunaan plastik, terutama makanan yang sifatnya basah. Jika kamu harus menggunakan plastik, tetap gunakan dengan seminim mungkin. 

  • Kemasan Isi Ulang

Kemasan yang dapat diisi ulang mengurangi pemborosan energi dan mendorong penggunaan kembali. Hal ini tentu dapat membantu mengurangi limbah.

  • Penggunaan Kemasan Sesuai Ukuran Barang

Karena sudah menyetok kotak ukuran standar, seringkali toko online mengirim barang kecil dengan kotak standar dan mengisi ruang kosong dengan bahan kemasan seperti kertas cacah (shredded paper), kantong udara (air bag cushion), styrofoam atau sejenisnya. Langkah ini justru meningkatkan jumlah limbah.

Bahkan jika kamu menggunakan bahan yang ramah lingkungan, selalu lebih baik untuk menggunakan hanya yang diperlukan saja.

  • Hindari bungkus atau aksesori yang berpotensi menjadi sampah

Untuk memberikan nilai tambah, terkadang toko memberi kartu, stiker atau ekstra pembungkusan dengan alasan estetika atau keamanan. Bubble wrap yang berlebihan akan berakhir di tong sampah, begitu juga kartu ucapan terima kasih dan stiker lucu yang hanya akan membuat sampah semakin sulit diurai.

 Untuk melindungi barang, kamu bisa menggunakan alternatif seperti kain perca, kertas honeycomb, serat nanas, atau kardus. Jangan lupa juga untuk mendorong pembeli untuk menggunakannya kembali ya, sellers! Tanpa mengurangi maknanya, ucapan terima kasih kepada pembeli tetap bisa kamu sampaikan secara elektronik.

Alternatif Kemasan yang Ramah Lingkungan

Bingung memilih kemasan primer dan sekunder yang ramah lingkungan untuk produkmu?

Berikut jenis-jenis kemasan alternatif yang bisa kamu pertimbangkan dan kata kunci yang bisa kamu pakai kalau kamu ingin mempelajarinya lebih lanjut:

Biodegradable materials atau material yang bisa terurai. Biasanya terbuat dari bahan organis, mudah terurai di alam:

1. Kantong singkong/cassava bag

Kantong pembungkus yang terbuat dari singkong ini cukup tahan lama dan bisa dipakai ulang. Hanya saja memang tidak cocok untuk membungkus produk yang basah karena dia akan larut di air.

Kata kunci pencarian: plastik singkong, cassava bag, kantong cassava, telobag

kantong singkong
Foto: Telo Bag

2. Kemasan yang terbuat dari katun organik, daun kelapa, eceng gondok, bambu, purun

Bahan-bahan ini cocok untuk alternatif kemasan sekunder. Kemasan yang terbuat dari material ini biasanya bertahan lama dan bisa dipakai ulang dalam waktu yang lama.

Kata kunci pencarian: tas eceng gondong, tas purun, tas daun kelapa

tas anyaman purun
Foto: Native Borneo

3. Wadah makanan dari pelepah pinang dan tebu

Bahan ini terbuat dari pinang yang sudah disterilisasi dan dibentuk menjadi wadah. Ideal untuk produk makanan karena tahan air, aman dimasukkan ke microwave atau oven, higienis, dapat dikompos dan bisa terurai di alam dalam 60 hari.

Kata kunci pencarian: Tempat makanan pelepah

wadah makanan ramah lingkungan
Foto: Plepah

4. Pembungkus dari rumput laut

Pembungkus dari rumput laut ini bisa dijadikan kemasan primer karena dapat dimakan, tahan panas, dan bisa juga untuk membungkus produk kering.

Kata kunci pencarian: seaweed packaging 

bungkus rumput laut
Foto: Evoware

5. Tali rami

Tali rami punya kekuatan yang tak kalah dibanding tali plastik. Warna naturalnya juga akan menambah kemasan produk kamu makin estetik.

Kata kunci pencarian: tali rami, tali jute, tali goni, hemp rope, jute rope

tali rami
Foto: Porta Flower

6. Serat nanas

Seperti namanya, material ini terbuat dari serat buah nanas. Seperti kertas cacah, bola serat nanas berfungsi sebagai anti shock yang bisa melindungi barang pecah belah.

Kata kunci pencarian: serat nanas

serat nanas
Foto: Paprika Living

Recyclable materials atau material yang bisa didaur ulang, yaitu material yang  terbuat dari bahan-bahan yang bisa didaur ulang atau dikirim ke tempat daur ulang untuk dijadikan barang baru.

1. Kardus
Kardus mudah dilipat, fleksibel, dan bisa dipakai ulang. Kardus masih jadi pilihan yang tepat untuk kemasan sekunder. Untuk menjadikannya selaras dengan semangat ramah lingkungan, kamu bisa mengganti perekat dari lakban atau selotip dengan lakban air atau tali rami sebagai pengikatnya ya, sellers!

kardus
Foto: Kardus Kardus

2. Kemasan dengan logo FSC

logo FSC

FSC atau Forest Stewardship Council adalah pengelolaan hutan lestari yang sesuai dengan lingkungan, bermanfaat secara sosial, dan layak secara ekonomi. Mungkin kamu pernah melihat label FSC di kemasan susu dan teh siap minum, tisu, paper bag atau buku.

Dengan kemasan berlabel FSC, konsumen mendapat kepastian kalau bahan yang dipakai diperoleh dari hutan yang dikelola secara tanggung jawab.

3. Plastik dari bahan-bahan yang bisa direcycle

Ada beberapa jenis plastik yang bisa didaur ulang seperti PET (biasanya didaur ulang menjadi barang fashion) dan HDPE (bahan untuk mainan, furnitur, dsb)

4. Lakban Air/ Gummed tape / Water-activated kraft paper
Lakan ini terbuat dari bahan organis yaitu kertas atau tepung kentang yang biodegradable. Daya perekatnya kuat dan dapat didaur ulang. Perekat ini ideal menggantikan selotip atau lakban yang berbahan plastik dan bahan perekat kimia yang sulit diurai.

lakban air gummed tape
Foto: Segara

Reusable materials yaitu barang yang bisa dipakai kembali tanpa diolah. Berikut berbagai barang reusable yang bisa kamu gunakan:

  1. Kardus
  2. Wadah kaca
  3. Kotak makanan
  4. Tas kain (tote bag)

Selamat mencari yang pas untuk usaha kamu!

Artikel ini adalah hasil kolaborasi PaprikaLiving dengan Tokopedia

Baca lebih banyak artikel tentang bagaimana menjadi Green Seller Tokopedia