Selera orang untuk mode dan pakaian murah kini meningkat pesat jika dibandingkan satu atau dua dekade silam. Produksi yang digenjot untuk memuaskan gairah orang untuk tampil bergaya pun telah menjadikan industri fast fashion sebagai salah satu penyumbang emisi karbon global, yaitu sebanyak 10% dan berkontribusi pada hampir 20% dari air limbah global.

Terlebih lagi, dunia pada umumnya menghasilkan perkiraan 92 juta ton limbah tekstilsetiap tahun, yang diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada tahun 2030.

Bagaimana kita bisa sampai ke titik ini? Para pemerhati lingkungan dan pembuat film berusaha menjelaskannya dengan mengupas di balik produksi pakaian murah dan bagaimana industri mendorong kebiasaan  konsumsi yang sembrono.

Berikut adalah beberapa film dokumenter yang memberi gambaran tentang dampak lingkungan dan sosial dari industri fast fashion dan solusi bagaimana kita bisa turut memutus siklus.

1. River Blue (2017)

Ahli konservasi, profesor, dan pendayung Kanada Mark Angelo memulai perjalanan menyusuri sungai selama tiga tahun.

Apa yang dia ungkapkan selama ekspedisinya adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh polusi yang dihasilkan industri mode global terhadap sungai dan sumber air kita.

Film dokumenter ini menyimpulkan statistik mengejutkan yang memudahkan kita untuk mengerti sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan pola konsumsi kita, misalnya saja untuk menghasilkan satu kemeja katun diperlukan 2.700 liter air – jumlah yang cukup untuk menopang kehidupan seorang manusia selama hampir tiga tahun.

Diceritakan oleh pendukung air bersih Jason Priestley, RiverBlue menyoroti tidak hanya bahan beracun yang dibuang ke saluran air kita, tetapi juga menawarkan solusi untuk melihat kembali praktik konsumsi kita untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan.

2. The Machinists (2010)

Film dokumenter Inggris ini mengikuti kehidupan sehari-hari tiga pekerja perempuan yang membuat pakaian untuk merek terkenal seperti Primark, H&M dan Zara di pabrik garmen Dhaka, Bangladesh, serta bos serikat pekerja untuk menggambarkan bagaimana industri fashion membuat keuntungan besar dengan mengorbankan pekerja mereka.

Direktur Hannan Majid dan Richard York memberikan kisah pribadi yang mendalam tentang kisah para pekerja dan perjuangan berat yang mereka hadapi untuk meningkatkan kondisi kerja dan upah yang adil.

3. Made in Bangladesh (2019)

Pahlawan film dokumenter ini adalah Shimu, seorang pekerja tekstil berusia 23 tahun yang memperjuangkan hak-hak buruh setelah kematian seorang rekan kerja di pabrik tempat dia bekerja di Bangladesh.

Perjuangan Shimu amat kontroversial karena dia berani melawan manajemen dan ketidaksetujuan suaminya untuk memperjuangkan sesama pekerja perempuannya untuk memastikan kondisi kerja yang aman.

Made in Bangladesh adalah potret nyata dari pemberontakan sosial dan pernyataan feminis yang kuat.

Menurut kami, film yang satu ini layak ada dalam daftar wajib tonton, terutama jika kamu prihatin dengan isu mode cepat.

4. Udita (2015)

Sebuah semi-tindak lanjut dari The Machinist, Udita berfokus pada kehidupan para perempuan di pusat gerakan akar rumput di industri garmen.

Selama lima tahun, para perempuan ini dengan berani telah melewati pemukulan, pemecatan, penangkapan, dan runtuhnya pabrik garmen Dhaka 2013 – yang menyebabkan kematian 1.134 pekerja untuk bisa bekerja dengan perlindungan yang layak.

Ikuti perjuangan panjang melalui mata para pekerja dan pemimpin perempuan serikat pekerja hingga saat diakhirinya eksploitasi pekerja garmen di seluruh dunia.

5. Unravel (2012)

Pembuat film Meghna Gupta membawa penonton dalam perjalanan dari negara-negara Barat ke interior industri India, mengungkap secara mendalam proses bagaimana pakaian bekas didaur ulang dan diubah menjadi benang.

Film berdurasi 14 menit ini menyoroti fasilitas daur ulang di India tempat berakhirnya pakaian dan barang-barang dari industri mode cepat, dan mengungkapkan perspektif dan pendapat unik para pekerja tentang mengapa begitu banyak pakaian dibuang oleh Barat.

Melihat situasi melalui mata mereka menyadarkan betapa kita seringkali sembrono dalam memperlakukan pakaian dan betapa borosnya industri ini secara keseluruhan.

6. True Cost (2015)

Seperti judulnya, The True Cost menilik soal biaya yang harus dibayar untuk untuk pakaian kita, terutama karena fashion diproduksi lebih cepat dan dalam jumlah besar dan boros. Bukan soal biaya uang tentunya, tapi juga lingkungan sosial, hingga nyawa manusia.

Film dokumenter fast fashion yang inovatif mencakup segala hal mulai dari biaya dan dampak lingkungan dari industri mode global kita saat ini, pelanggaran hak-hak buruh di negara-negara berkembang, serta menggali bagaimana kapas yang dimodifikasi secara genetik terkait dengan kejadian kanker dan bunuh diri.

Ada satu bagian yang meliput tentang fakta yang amat menyedihkan dimana di suatu daerah di India banyak orang-orang yang sakit akibat cemaran lingkungan yang ditimbulkan industri fashion, dan kenyataan ini menjadi suatu hal yang umum bahkan kelihatan wajar.

Diselingi dengan wawancara dari suara-suara terkemuka dunia termasuk Stella McCartney, Livia Firth dan Vandana Shiva, film ini akan membuat kamu melihat pakaian dalam perspektif yang baru.

7. The Next Black (2014)

Apakah hijau adalah hitam yang baru? Itulah pertanyaan yang coba dijawab oleh film dokumenter ini saat mengeksplorasi solusi dan teknologi inovatif yang kemungkinan akan membentuk kembali masa depan mode.

The Next Black terjun ke dunia mode berkelanjutan dan mengulas cara-cara bagaimana kita dapat membuatnya lebih mudah diakses, serta memperjuangkan pemimpin gerakan “mode lambat”.

Film ini juga dikemas dengan wawancara dengan desainer dan inovator yang berbagi semangat mereka untuk mode dan lingkungan, memberikan gambaran yang segar, dan dalam banyak hal, harapan industri mode yang lebih baik.

BACA JUGA: Kenapa Kita Perlu Tahu Tentang Fast Fashion?