6. Tukar Baju  

Maraknya pertumbuhan merek fast fashion secara global telah mempengaruhi pola kita mengonsumsi baju. Kita didorong untuk membeli baju baru untuk selalu mengikuti tren, bukan karena kebutuhan.  Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan pergerakan fashion yang paling cepat di Asia Tenggara.

Banyak dari kita mungkin tidak sadar akan kaitan erat industri fesyen dengan masalah lingkungan. Industri fesyen menyumbang 10 persen dari total polusi di dunia. Antara lain melalui pencemaran air akibat pewarna kain kimia dibuang ke sungai tanpa pengolahan dan juga pemakaian air yang diperlukan dalam prosesnya.

Untuk memproduksi satu kaus misalnya diperlukan 2.700 liter air atau setara dengan jumlah air yang kita minum selama 3 tahun.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Fashion Revolution Indonesia (@fash_rev_id) on

 

View this post on Instagram

 

A post shared by #TukarBaju (@tukarbaju_) on

Nah jika Anda bosan dengan koleksi baju Anda tapi tetap ingin mengambil tanggungjawab untuk menjaga lingkungan, sekarang banyak organisasi yang menggelar event tukar baju.

Anda bisa membawa beberapa potong baju Anda yang sudah tidak Anda pakai lagi untuk ditukarkan dengan baju yang dibawa oleh orang lain. Setiap organisasi punya syarat dan ketentuannya masing-masing.

Salah satunya adalah Fashion Revolution yang menggelar open house untuk tukar baju di KeKini Co working space, Cikini, Jakarta setiap Sabtu. Ada juga #tukarbaju yang menggelar acaranya di berbagai kota.

7. Bikin Kompos

sampah organikUmumnya setiap rumah tangga menghasilkan sampah organik berupa sisa sayur, buah atau dedaunan. Sayangnya masih banyak yang membuangnya begitu saja, tercampur aduk lalu menumpuk dengan sampah jenis lain di TPA.

Jika kita membuat kompos di rumah, berarti kita bisa mengurangi sumbangan sampah kita ke TPA selain itu sebagai hasilnya kita mendapat pupuk alami untuk tanaman di kebun kita.

Cara membuat kompos mudah dan banyak sekali sumber informasi yang akan membantu kita untuk mengolah kompos.

Teknik untuk melakukan komposting juga beragam sehingga Anda yang tinggal di lahan mungil pun bisa melakukannya.

Paprika Living pernah mengadakan workshop tentang Kompos bersama Pak Artomo dari Akademi Kompos. Ulasannya bisa dibaca di artikel Kompos Cara Mudah Kurangi Sampah.

Sebelum membuat kompos, baik juga jika Anda memahami apa hubungan kompos dan perubahan iklim.

8. Jadi Nasabah Bank Sampah

Jika sampah organik bisa dijadikan kompos, maka sampah anorganik bisa jadi “tabungan” atau “sumbangan”. Plastik pembungkus makanan, botol plastik, botol kaca, kantong plastik, hingga sampah elektronik seperti kepingan DVD atau CD bisa disalurkan ke Bank Sampah yang sekarang banyak tersedia.

Jika Anda tidak menemukan bank sampah dekat rumah, Anda bisa mencari dropbox sampah yang dikelola Waste4Change.

Khusus untuk sampah elektronik, Anda bisa menyalurkannya lewat E-Waste RJ

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Komunitas Ewaste-RJ (@ewasterj) on

9. Membuang Minyak Jelantah Pada Tempatnya

Sebuah Laporan dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta pernah menyatakan bahwa hanya 3 persen badan air di DKI Jakarta yang memenuhi Baku Mutu Air. Kondisi ini dipicu oleh tingginya pencemaran dari minyak jelantah yang dibuang ke saluran air.

Akumulasi dari jutaan rumah tangga (pribadi maupun perusahaan) membuat jumlahnya membengkak. Sebanyak 5.000 sampai 15.000 liter minyak bekas pakai masuk ke badan air dan mengendap di dasar air, terutama di kawasan muara di Jakarta.

Kondisi ini juga menggambarkan betapa orang belum paham atau terbiasa untuk membuang minyak ke saluran air. Kebiasaan ini membahayakan karena limbah minyak goreng/jelantah yang dibuang ke perairan dapat merusak ekosistem perairan.

Lapisan minyak membuat permukaan air tertutup sehingga sinar matahari tidak dapat masuk ke perairan, akibatnya biota-biota perairan mengalami kematian yang akhirnya akan mengganggu ekosistem perairan tersebut.

Minyak Jelantah jangan dibuang sembarangan. Anda bisa mengirimkan minyak jelantah ke @Jelantah4Change untuk diolah menjadi biodiesel, lilin, hingga sabun. Paprika Living pernah mengulasnya di artikel Minyak Bekas Bisa Bermanfaat, Jangan Dibuang Sembarangan.

Nah, itu hanya sebagian tips yang bisa dipraktekkan agar kita bisa mengurangi sumbangan sampah ke TPA.

Satu hal yang perlu diingat adalah mulai dari apa yang sudah Anda miliki. Menurut kami bergenit-genitan membeli barang-barang baru untuk mengadopsi gaya hidup minim sampah justru berlawanan dengan semangat untuk mengurangi sampah itu sendiri, yaitu mengubah pola konsumsi yang berlebihan.

BACA JUGA: Bikin Sabun Dari Minyak Jelantah

Membeli sedotan kaca/stainless misalnya. Dengan risiko hilang, lupa bawa, dan lain-lain, bukankah Anda bisa meminumnya saja langsung?

Penting juga diingat kalau kita melakukan semua usaha ini untuk turut menciptakan lingkungan yang lebih baik, bukan untuk menghakimi atau merasa lebih baik daripada yang belum menjalankan gaya hidup ini, ya!

BACA JUGA: Sustainable Living Dimulai Dari Rumah Tangga